PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SURAT AL-AN’AM AYAT 151-153 (Studi Komparasi Tafsir Al-Misbah Karya M. Quraish Shihab Dan Tafsir Al-Azhar Karya Hamka)

Latar belakang penelitian ini adalah bahwa pada kenyataannya bangsa Indonesia khususnya sebagai umat Islam perlu menerapkan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw yakni nabi terakhir kita yang kedatangannya pun diutus untuk menyempurnakan akhlak. Oleh sebab itu, diharapkan dengan mengetahuinya perintah Allah yang berkaitan dengan akhlak ataupun karakter, maka diharapkan kita sebagai umat Islam khususnya mampu berperilaku lebih baik lagi daripada seorang yang melakukan segala sesuatu tanpa tuntunan ataupun petunjuk. Al- Qur’an datang salah satunya pun sebagai petunjuk bagi umat Islam. Oleh karena itu, dalam skripsi ini peneliti ingin mengurai lebih dalam mengenai karakter yang ada pada surat al-An’am ayat 151-153. Dalam hal ini, penulis akan mengkaji dari segi pendidikan Islam karena karakterpun merupakan bagian yang sangat diperhatikan di dalam Al-Qur’an. Sebagaimana halnya ketika nabi Muhammad diutus pun salah satunya untuk menyempurnakan akhlak. Oleh karena itu, pengembangan pendidikan karakter dapat dilakukan melalui pembelajaran PAI sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam Al-Qur’an banyak sekali yang mengurai terkait nilai karakter, salah satunya yakni dalam surat al-An’am ayat 151-153, karena itu penelitian ini diharapkan dapat menggali nilai-nilai karakter yang ada di dalamnya sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan yang menggunakan pendekatan historis/ sejarah. Pengumpulan datanya menggunakan metode dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat nilai-nilai pendidikan karakter dalam surat al-An’am ayat 151-153. Nilai-nilai tersebut adalah: religius berupa takwa, tanggung jawab, jujur dan adil, cinta damai, peduli sosial, komunikatif, disiplin, dan kerja keras. Nilai religius berupa takwa merupakan karakter yang kompleks. Tidak hanya sebatas penyembahan terhadap Allah, tetapi juga pada karakter yang lain. M. Quraish Shihab dan Hamka dalam menafsirkan ayat tersebut mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaannya yakni corak yang digunakan keduanya menggunakan sistematika mushafi, dan sama-sama menggunakan metode tahlili yang berbentuk tafsir bi al-ma’tsur. Adapun perbedaannya hanya pada penjabaran contoh dalam menafsirkan, misalnya M. Quraish Shihab lebih menyisipkan pendapatnya setelah menafsirkan ayat, sedangkan Hamka lebih memberikan banyak contoh fenomena sosial yang terjadi pada masa itu dalam bentuk sebuah cerita. Kata kunci: pendidikan karakte