KEPEMIMPINAN KYAI DALAM MEMELIHARA TRADISIONALITAS PESANTREN NURUL UMMAH KOTAGEDE YOGYAKARTA DI TENGAH MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM

Keberadaan pondok pesantren merupakan sub-kultur yang tidak bisa dilupakan dan dipisahkan begitu saja pada konteks masyarakat Indonesia, terlebih lagi dalam ranah masyarakat Jawa. Pondok pesantren memiliki tempat tersendiri dalam pandangan masyarakat, yakni sebagai suatu lembaga/instansi yang independen yang berfokus pada tataran keagamaan. Hingga saat ini pondok pesantren masih dipercaya sebagai salah satu alternatif pendidikan oleh masyarakat. Sebagian lagi menganggap pondok pesantren merupakan kultur pendidikan yang kolot dan monoton. Penelitian ini mengkaji lebih dalam tentang sistem pendidikan tradisonal-modern yang ada di Pondok Pesantren Nurul Ummah, peran sang kyai dalam memelihara nilai ketradisonalan pesantren serta kaitannya dengan eksistensi pondok pesantren di era saat ini yang semakin di tekan oleh tuntutan zaman. Penelitian ini menggunakan teori otoritas dan tindakan rasionalitas Max Weber sebagai alat untuk menganalisis fenomena sosial yang terjadi di pondok pesantren tersebut. Metode yang digunakan peneliti berupa kualitatif-deskriptif, dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara,dan dokumentasi. Penelitian ini mengambil informan sebanyak tujuh orang dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kyai berperan penting dalam memelihara tradisionalitas pesantren melalui kepemimpinan yang bersifat tradisional, kharismatik, dan legal-rasional. Hal ini terlihat dari upaya pemeliharaan sakralitas kyai sebagai pemimpin utama Pondok Pesantren Nurul Ummah, mempertahankan pengajaran kitab klasik sebagai referensi utama di tengah kurikulum modern, serta masih digunakannya metode pengajaran seperti bandongan, sorogan, dan lalaran