PEMBELAJARAN BAHASA ARAB MAHARAH QIRA’AH BAGI PESERTA DIDIK TUNANETRA KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KLATEN TAHUN AJARAN 2020/2021

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab maharah qira'ah bagi peserta didik tunanetra kelas XI di sekolah inklusi MAN 2 Klaten, hasil pembelajaran bahasa Arab maharah qira'ah serta apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajarannya. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan khasanah baru kepada semua pihak yang berkecimpung di pembelajaran bahasa Arab peserta didik tunanetra. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil data peserta didik kelas XI ips 1 dan ips 2 di MAN 2 Klaten sebagai subjek penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Pengambilan kesimpulan dilakukan menggunakan deskriptif analitik karena penelitian ini bersifat kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa Arab maharah qira'ah bagi peserta didik tunanetra kelas XI di sekolah inklusi MAN 2 Klaten berjalan layaknya pembelajaran di madrasah pada umumnya. Peserta didik tunanetra tetap dapat mengikuti pembelajaran dengan baik sama seperti peserta didik yang awas. Dalam evaluasi hasil pembelajaran bahasa Arab peserta didik ABK mampu bersaing dengan peserta didik non ABK, dikarenakan mereka memiliki semangat yang luar biasa dalam mengikuti pembelajaran di kelas dan tidak merasa minder dengan keterbatasan yang mereka miliki. Cukup baiknya pembelajaran yang terjadi karena faktor pendukung yaitu faktor internal dari peserta didik tunanetra itu sendiri seperti minat dan motivasi yang tinggi dalam belajar bahasa Arab serta faktor eksternal seperti interaksi yang baik antara pendidik, karyawan dan peserta didik, lingkungan madrasah yang nyaman dan inklusif. Namun masih ada beberapa kendala yang membuat lancarnya proses pembelajaran menjadi terhambat dan belum berjalan secara optimal. Faktor penghambat tersebut yaitu kesulitan linguistik yang mencakup; tata bunyi, arti dan tata kalimat, serta kesulitan non linguistik yang mencakup; Kurangnya pemahaman guru tentang huruf braille, kurangnya inovasi dalam metode pembelajaran, fasilitas atau sarana xiii prasara