IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS AFEKSI DALAM MENINGKATKAN SIKAP RELIGIUSITAS SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 10 YOGYAKARTA

Latar belakang penelitian ini adalah masih banyaknya proses penanaman nilai-nilai keagamaan dalam pembelajaran pendidikan agama islam yang dirasa kurang mendalam dan menyeluruh. Padahal, pendidikan agama Islam tidak boleh hanya sekadar memberi pengetahuan pembelajaran agama atau materi hafalan saja, tetapi juga harus dapat menanamkan nilai-nilai keagamaan tersebut untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, perlu adanya penerapan pembelajaran pada ranah afektif untuk lebih memperdalam pemahaman siswa dalam kompetensi afeksi yang akan berimbas pada meningkatnya sikap religius mereka. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui implementasi pendidikan PAI berbasis afeksi untuk meningkatkan sikap religiusitas siswa kelas VII SMP Negeri 10 Yogyakarta, 2) mengetahui sejauh mana keberhasilan implementasi pembelajaran PAI berbasis afeksi tersebut dalam meningkatkan sikap religiusitas siswa kelas VII SMP Negeri 10 Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, dengan mengambil latar SMP Negeri 10 Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian kualitatif ini menggunakan analisis interaktif yang terdiri dari empat komponen pokok yaitu reduksi data, display data, penarikan kesimpulan, dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan: 1) implementasi pendididikan PAI berbasis afeksi di SMP Negeri 10 Yogyakarta dilakukan secara berkesinambungan antara pembelajaran PAI yang mengedepankan aspek afektif di dalam kelas serta dengan program rutin dari sekolah yaitu dengan adanya kegiatan apel pagi, tadarus alQur’an secara bersama dan serentak, hingga pembinaan akhlak rutin yang dilakukan bekerjasama dengan BAZNAS Yogyakarta. 2) keberhasilan pengimplementasian pembelajaran tersebut belum sepenuhnya berhasil dalam meningkatkan sikap religiusitas siswa, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yakni masih kurangnya guru dalam penerapan metode pembelajaran yang efektif, beberapa materi yang dirasa sulit untuk dipahami siswa, internal diri siswa dan kurangnya peran pihak di baik internal sekolah maupun luar sekolah dalam mengontrol dan membina siswa