PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) DI DESA SARADAN, KECAMATAN BATURETNO, KABUPATEN WONOGIRI

Gabungan kelompok tani Desa Saradan menjadi salah satu upaya dalam memaksimalkan potensi lokal yang dimiliki serta memfasilitasi kegiatan usaha bersama. Ketersediaan sumber daya alam dan sumber daya manusia menjadi potensi dasar dalam pembangunan pertanian akan tetapi kendala yang umum dihadapi yaitu kurangnya kemampuan petani dalam mengelola dan memaksimalkan potensi yang dimiliki. Penelitian ini mencoba untuk menjelaskan dan menganalisis mengenai mekanisme kerja Gapoktan Saradan dalam meningkatkan pengetahuan petani, sebagai mediator dalam pemenuhan modal serta upaya Gapoktan dalam mengkoordinasikan hasil pertanian petani di Desa Saradan, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri. Penelitian ini dianalisis menggunakan teori Pemberdayaan oleh Edi Suharto. Jenis penelitian yang digunakan meupakan penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data lapangan dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara mendalam dengan tujuh informan, yang terdiri dari dua pengurus Gapoktan, satu penyuluh pertanian tiga anggota gapoktan dan satu koordinator Tenaga Kesejahteraan Sosial, dokumentasi yang digunakan peneliti merupakan data primer dan data sekunder. Selanjutnya dalam penentuan Informan penelitian, peneliti menggunakan metode purposive sampling. metode analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan oleh Milles dan Hubberman. Hasil dari penelitian ini dianalisis menggunakan teori pemberdayaan yang membagi pendekatan pemberdayaan menjadi lima yaitu pemungkinan, penguatan, perlindungan, penyokongan, dan pemeliharaan dengan rincian Gapoktan Saradan berperan sebagai mediator dalam pemenuhan modal usaha melalui koperasi simpan pinjam yang terdiri dari modal sendiri dan modal luar. Modal sendiri meliputi simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, dan simpanan sewa alsintan sedangkan modal luar berupa dana pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP). Mekanisme Gapoktan dalam meningkatkan pengetahuan petani melalui pertemuan rutin gapoktan, tinjauan lapangan penyuluh pertanian serta studi banding ke kawasan pertanian modern. Upaya gapoktan dalam mengkoordinasikan hasil pertanian anggotanya melalui pembelian hasil panen petani yang bertujuan untuk memangkas rantai pasok pangan agar petani dapat diuntungkan dan terhindar dari monopoli harga pasar melalui kerjasama dengan lembaga pertanian. Namun dalam pelaksanaan proses pemberdayaan terdapat kekurangan yaitu perubahan kebijakan Pemerintah Daerah Wonogiri untuk memperpanjang rantai pendistribusian beras sehingga menyebabkan harga produksi mengalami penurunan. Iklim, penyakit, hama dan gulma menjadi kendala xii utama dalam budidaya pertanian serta Kurangnya andil generasi muda terhadap sektor pertanian