PENGEMBANGAN MASYARAKAT MELALUI INDUSTRI KERAJINAN TOPENG DI DUSUN BOBUNG KECAMATAN PATUK GUNUNGKIDUL

Pengembangan masyarakat merupakan cara yang tepat melibatkan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya. Menurut Jim Ife, pengembangan masyarakat dipisahkan menjadi dua cara. Pertama, top-down atau yang lebih sering dikenal perubahan dari atas. Kedua, buttom-up atau dapat juga dikenal perubahan dari bawah. Perubahan dari bawah adalah cara yang banyak dilakukan di masyarakat. Dengan modal-modal yang dimilikinya, menjadikan pengembangan masyarakat lebih mudah diterima di masyarakat. Seperti apa yang terjadi di Dusun Bobung. Dimana di Dusun Bobung terkenal dengan kerajinan topengnya yang mendunia. Yang dulunya adalah sebuah Dusun yang sangat terpencil, saat ini telah terkenal di tingkat lokal maupun dunia. Dari pencapaian tersebut tidak terlepas dari proses-proses pengembangan masyarakat yang sangat panjang. Bermula dari kesenian tari topeng hingga menjadi kerajinan topeng yang memiliki nilai jual tinggi. Berawal dari kerajinan topeng klasik menjadi kerjinan topeng kreasi. Bahkan berkembang untuk produksi barang-barang fungsional seperti piring, mangkok, gelas, sendok, nampan, dan permainan tradisional seperti dakon. Penelitian ini menggunakan teori pengembangan masyarakat yakni berfokus kepada proses pengembangan masyarakat dengan menggunakan metode pendekatan diskriptif kualitatif. Adapun subjek penelitian ini adalah tiga orang perintis sekaligus owner industri kerajinan topeng, Kepala Dusun Bobung, satu orang sebagai karyawan dan seorang warga Dusun Bobung. Rumusan masalah yang diteliti adalah bagaimana proses pengembangan masyarakat di Dusun Bobung Kecamatan Patuk, Gunungkidul. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dengan memilih data yang diperlukan, penyajian data, dan penarikan kesimpulan sehingga dapat menjawab dari rumusan masalah. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proses pengembangan terdiri dari tiga tahap, yaitu; pertama, penyadaran. Kemudian untuk tahap kedua yaitu; pemberian daya. Untuk tahap ketiga atau terakhir yaitu pemberian peluang. Kemudian dampak bagi kesejahteraan sosial yaitu; bidang kesehatan, bidang pendidikan, bidang perumahan dan bidang pekerjaan. Yang paling mencolok adalah dampak di bidang pekerjaan. Dimana terdapat peralihan pekerjaan yang dulunya mayoritas berprofesi sebagai petani kini beralih mayoritas menjadi pengerajin