PENGARUH WAKTU PEMANASAN RENDEMAN JEROAN IKAN PATIN (PANGASIUS sp) PADA PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN METODE RADIASI MIKROGELOMBANG DANKATALIS KOH

Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang terbuat dari minyak tumbuhan ataupun minyak hewani. Saat ini pengembangan biodiesel yang dilakukan yaitu produksi biodiesel dari limbah jeroan ikan patin yang di proses menggunakan mikrogelombang (Microwave). Limbah jeroan ikan patin merupakan hasil samping dari produksi pengolahan ikan, seperti di pasar pagi randik yang berada di kota Sekayu, sangat banyak limbah ikan patin yang belum dimanfaatkan. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui karakteristik fisik dan kimia pada biodiesel dengan membandingkan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada tahun 2015, serta persentase yeild yang di peroleh dengan menggunakan metode mikrogelombang mikro(Microwave) yang berbahan dasar dari limbah jeroan ikan patin, serta mecari kondisi yang optimum dengan memvariasikan waktu dan persentase katalis KOH. Penelitian ini juga memiliki manfaat yaitu memanfaatkan jeroan dari limbah ikan patin untuk produksi biodiesel sehingga dapat mengurangi limbah jeroan ikan patin yang menumpuk di pasar tradisional serta mengetahui waktu pemanasan dan berapa banyak katalis yang digunakan pada pembuatan biodiesel dari limbah jeroan ikan patin dengan menggunakan mikrogelombang. Biodiesel diproduksi dengan menggunakan proses esterifikasi dan akan dilanjutkan dengan proses transesterifikasi yang dilakukan di dalam microwave yang sudah dimodifikasi. Pada penelitian ini variabel tidak tetap yaitu waktuyang digunakan 30 menit, 40 menit dan 50 menit dengan katalis 1,5 %, 2 % dan 2,5 %. Dengan waktu 40 menit dengan katalis 2 % merupakan kondisi yang optimum yang menghasilkan persentase yeild sebesar 92,5 %. Sifat fisik biodiesel yang dihasilkan pada penelitian ini antara lain angka asam (0,5 mg-KOH/g), densitas pada suhu 40oC (855,6122 kg/m3), viskositas pada suhu 40oC (4,968 mm2/s, kadar air (0,04 %) dan titik nyala (154,8 oC)