ANALISIS PENGGUNAAN KATALIS CaO DARI CANGKANG KERANG DARAH DAN NaOH PADA PROTOTIPE ALAT PEMBUATAN BIODIESEL BERBAHAN BAKU MINYAK JELANTAH TERHADAP RENDEMEN BIODIESEL

Krisis energi di Indonesia yang disebabkan oleh peningkatan kebutuhan bahan bakar minyak yang berdampak pada penurunan cadangan energi fosil. Ketergantungan terhadap minyak bumi sudah saatnya dikurangi dengan mengembangkan sumber energi alternatif yang memiliki sifat yang dapat diperbaharui. Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah mengembangkan produksi bahan bakar biomassa seperti biodiesel. Biodiesel dapat diproduksi dari minyak jelantah melalui proses transesterifikasi yang mereaksikan molekul minyak dengan alkohol dan dibantu oleh katalis menjadi metil ester. Kadar FFA ynag terdapat pada minyak jelantah yang digunakan masih dibawah 5% yaitu 1,945% sehingga dapat langsung dilakukan proses transesterifikasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi katalis (NaOH dan CaO), ((0,5%, 1%, 1,5%, 2%, dan 2,5%) wt 3000 ml minyak jelantah) terhadap kualitas biodiesel. Hasil penelitian menunjukkan jenis dan konsentrasi katalis berpengaruh pada kualitas biodiesel yang dihasilkan dimana titik optimum terdapat pada penggunaan katalis NaOH dengan jumlah katalis 1% b/b minyak jelantah yaitu rendemen 84,65%, densitas 0,8540 gr/ml, viskositas 5,65 cSt, angka asam 0,447 mgKOH/gr, kadar air 0,048%, titik nyala 1670C, dan nilai kalor 9757,7096 cal/gr, dimana nilai-nilai tersebut telah memenuhi standar mutu biodiesel sesuai dengan SNI-04-7182-2015. Sedangkan titik optimum pada penggunaan katalis CaO dengan jumlah katalis 2,5% b/b minyak jelantah yaitu rendemen 58,57%, densitas 0,8740 gr/ml, viskositas 5,66 cSt, angka asam 0,447 mgKOH/gr, kadar air 0,040%, titik nyala 179,60C, dan nilai kalor 9543,5214 cal/gr