PEMBUATAN PAPAN PARTIKEL DARI SABUT KELAPA DENGAN MENGGUNAKAN PEREKAT LIMBAH PLASTIK POLIPROPILENA DAN POLISTIRENA

Potensi pemanfaatan limbah sabut kelapa untuk menjadi bahan baku alternatif pada pembuatan papan partikelsangat baik sekali untuk dikembangkan, karena serat sabut kelapa memiliki kandungan selulosa yang cukup besar yaitu 43,44%, dan dari komposisi buah kelapa dapat dihasilkan sabut kelapa sebesar 35%. Penyebaran sabut kelapa di Indonesia juga cukup banyak, dan dengan pemanfaatan sabut kelapa sebagai bahan baku baku alternatif dapat mengurangi penggunaan kayu secara signifikan. Papan partikel pada penelitian ini juga menggunakan bahan limbah plastik polipropilena dan polistirena sebagai lem perekatnya, sehingga dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari limbah ini. Pembuatan lem perekat ini dilakukan dengan cara menvariasikan komposisi persen berat antara polipropilena dengan polistirena yaitu 100:0, 70:30, 50:50, 30:70, dan 0:100, sehingga dapat diketahui pengaruhnya terhadapap karakteristik fisis dan mekanis pada papan partikel yang dihasilkan sesuai dengan standar SNI 03-2105-2006 dan JIS A 5908-2003. Secara umum hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sifat mekanis dan sifat fisis berupa kadar air, daya serap air, kerapatan, dan pengembangan tebal telah mencapai standar SNI 03- 2105-2006 dan JIS A 5908-2003.Pada penelitian ini hasil terbaik dari pembuatan papan partikel terdapat pada variasi komposisi berat perekat polistirena : polipropilena (100:0 dan 70:30), dimana hasil menunjukkan bahwa nilai kadar air, kerapatan, daya serap air, pengembangan tebal, dan kuat tekan papan partikel yang dihasilkan berturut turut (7,8663 dan 8,1536)%, (0,6505 dan 0,6196) gr/cm3, (36,6680 dan 40,0123)%, (5 dan 6,66)%, (68,6736dan 72,7552)Kg/cm2. Dapat diketahui juga bahwa penambahan polipropilena pada lem perekat akan menurunkan kualitas dari papan partikel yang dihasilkan. Kata kunci: Sabut Kelapa, Papan Partikel, Polistirena, Polipropilen