Model antrian pelayanan kesehatan di loket pendaftaran rumah sakit (studi kasus RSUD Dolopo)

Antrian adalah suatu hal kejadian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Hampir semua pelayanan akan membentuk antrian. Proses antrian dimulai pada saat pelanggan yang memerlukan pelayanan mulai datang, mereka berasal dari suatu populasi yang disebut sebagai pelanggan. Proses antrian sendiri merupakan suatu proses yang berhubungan dengan kedatangan pelanggan pada suatu fasilitas pelayanan, menunggu dalam baris antrian jika belum dapat dilayani,dilayani dan akhirnya meninggalkan fasilitas tersebut setelah dilayani. Antrian sendiri terjadi karena jumlah fasilitas yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah pelanggan untuk mendapatkan layanan. Semakin besar pelanggan maka antrian akan semakin panjang. Setelah status puskesmas berubah menjadi rumah sakit, maka layanan dan jumlah pelanggan pengguna layanan RSUD Dolopo semakin besar, dan maka antrian yang terjadi juga semakin panjang dibandingkan saat dengan status puskesmas. Pelanggan yang sebelumnya hanya dari kecamatan Dolopo, maka setelah menjadi RSUD, jumlah pelanggan berasal dari beberapa kecamatan Dolopo dan sekitarnya. Penelitian dilakukan pada bagian pendaftaran Rumah Sakit Umum Daerah Dolopo Madiun, di mana bagian pendaftaran merupakan bagian awal untuk mendapatkan layanan selanjutnya yang juga bisa terjadi antrian. Penelitian dilakukan selama 6 hari selama seminggu, penelitian dilaksanakan pada Senin 18 Mei 2015 sampai dengan 23 Mei 2015 mulai pukul 07.00 sampai pukul 13.00. Data yang diambil pada penelitian ini berupa: jumlah pelanggan yang mendaftar tiap waktu, waktu kedatangan, dan waktu mulai pelayanan. Berdasarkan hasil pengamatan, penelitian (pengumpulan data) dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa jenis sistem antrian (disiplin pelayanan) yang diberlakukan bagian pendaftaran RSUD Dolopo adalah FirstCome FirstServed (FCFS) atau FirstIn FirstOut(FIFO), di mana pendaftar (pelanggan) datang lebih dulu (no antrian lebih awal) maka akan lebih dulu dilayani (keluar) atau dapat dikatakan Single Channel – Single Phase, di mana hanya ada satu jalur dalam sistem antrian (pelayanan). Faktor utilisasi sistem (populasi fasilitas pelayanan sibuk) sebesar 1,2. Probabilitas terdapat 0 unit dalam sistem (yaitu unit pelayanan kosong) sebesar 0,00443, sedangkan jumlah waktu rata-rata yang dihabiskan dalam sistem (waktu menunggu ditambah waktu pelayanan) sebesar 1,13 jam, dan jumlah waktu rata-rata yang dihabiskan dalam sistem (waktu menunggu untuk mendapat layanan) adalah 1,06 jam