MEMBANGUN MODEL PEMBUKUAN USAHA MIKRO DI KABUPATEN TANA TORAJA (STUDI KASUS USAHA KULINER)

Peran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) saat ini sangat besar dalam mendorong pembangunan ekonomi di Indonesia. Pendapatan Domestik Bruto Indonesia yang dihasilkan dari kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah mencapai 57,12%. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah tahun 2013, jumlah unit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mencapai 55,2 juta unit atau 99,98% terhadap total unit usaha di Indonesia. Selain itu, jumlah tenaga kerja yang terlibat di dalamnya mencapai 101,72 juta orang atau sekitar 97,3% dari total seluruh tenaga kerja di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang model sistem pembukuan akuntansi sederhana yang dapat membantu dan memudahkan pemilik usaha mikro (kuliner) dalam membuat laporan keuangan yang baik. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa sebagian pemilik UMKM khusus kuliner telah mencatat namun belum terorganisir. Pencatatan transaksi keuangan tidak dilakukan secara konsisten dan tidak menggunakan buku pencatatan seperti buku kas masuk, buku kas keluar dan buku persediaan. Hal ini terjadi karena pengelola/pemilik belum mengetahui cara untuk mencatat transaksi keuangan dan juga tingkat pendidikan yang rendah. Kebanyakan UMKM hanya mencatat jumlah uang yang diterima dan dikeluarkan, jumlah barang yang dibeli dan dijual, dan jumlah piutang/utang. Namun pencatatan itu hanya sebatas pengingat saja dan tidak dengan format yang memudahkan untuk menyusun laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Model pembukuan yang dikembangkan adalah penginputan meliputi Pengumpulan transaksi. Pengidentikasian transaksi, Pengelompokkan transaksi dan dokumentasi transaksi; pemprosesan yakni memasukkan atau menuliskan data transaksi kedalam buku harian; laporan keuangan