Pertanggungjawaban Pidana Korporasi oleh Pengurus dalam Kasus Karhutla Karena Unknown Cause: Perspektif Ekonomi dan Lingkungan

The punishment paradigm shift from retributive to restorative justice supports the principle of harmony and balance that emphasizes ecosystem conservation efforts for current and future generations. In the environmental sector, corporations are often involved in various environmental crimes such as forest and land fires. If forest and land fires causes are not known, it is necessary to construct criminal responsibility that is pro-environmental in form of mainstreaming damage recovery. This paper concludes that in the case of forest and land fires with an unknown cause, it is more appropriate to use corporate criminal mechanisms both from an economic and environmental point of view and the imposition of corporal punishment alone does not favor efforts to restore environmental damage.Pergeseran paradigma pemidanaan dari keadilan retributif menuju keadilan restoratif menunjang asas keserasian dan keseimbangan yang menitikberatkan upaya pelestarian ekosistem untuk generasi sekarang dan mendatang. Pada sektor lingkungan hidup, korporasi sering terlibat dalam berbagai tindak pidana lingkungan hidup seperti Karhutla. Apabila penyebab Karhutla tidak diketahui, maka perlu dikonstruksikan pertanggungjawaban pidana yang berpihak pada lingkungan hidup berupa pengarusutamaan pemulihan kerusakan. Tulisan ini menyimpulkan bahwa dalam kasus Karhutla yang tidak diketahui penyebabnya lebih tepat digunakan pidana korporasi baik dari segi ekonomis dan lingkungan hidup serta disimpulkan pula bahwa pengenaan hukuman badan semata tidaklah berpihak pada upaya pemulihan kerusakan lingkungan