PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA TINDAK PIDANA KLITIH YANG MEMBAWA SENJATA TAJAM OLEH PELAJAR (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 259/Pid. Sus/2020/PN Smn)

Tindak pidana klitih merupakan kejahatan jalanan yang hanya terjadi di Kota Yogyakarta. Kebanyakan orang yang melakukan tindak pidana klitih memiliki tujuan untuk melakukan balas dendam kepada kelompok tertentu sehingga orang yang melakukan tindak pidana ini memperoleh kepuasan, pengakuan dari orang lain, maupun sebagai bentuk pelampiasannya. Sebagian besar pelaku masih berstatus sebagai pelajar sehingga diperlukan pertimbangan yang teliti serta cermat ketika memutuskan perkara tersebut. Dalam hal ini Hakim menjadi bagian yang terpenting karena mempengaruhi apakah seseorang dinyatakan bersalah atau tidak serta menentukan berapa lama seseorang menjalani hukumannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan spesifikasi penelitian deskriptif analitis, elemen-elemen dalam objek penelitian tersebut meliputi Berita Acara Pemeriksaan, Surat Dakwaan, Surat Tuntutan, putusan nomor 259/Pid. Sus/2020/PN Snm, teknik pengumpulan data primer melalui wawancara dan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan dimana metode pengolahan dan penyajian datanya disusun dalam bentuk penjelasan atau uraian yang sistematis. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan yaitu bahwa dalam memutus suatu perkara, seorang hakim memiliki dasar pertimbangan yang kuat serta alasan-alasan yang berdasar atas hukum yang berlaku. Sesuai dengan Pasal 50 dan Pasal 53 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman bahwa hakim telah melakukan tugasnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan tersebut serta terdapat latar belakang dalam hakim memutus suatu perkara seperti alasan psikologis, alasan sosiologis, dan alasan yuridis. Hasil penelitian juga menjelaskan mengenai hambatan yang dialami oleh Hakim dalam memutuskan perkara, namun dalam kasus tersebut Hakim tidak mengalami hambatan dan hambatan dialami oleh Jaksa dalam mengungkap kasus tersebut apabila dilakukan secara berkelompok. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu dasar pertimbangan hakim dalam memutus suatu perkara didasarkan pada pertimbangan hukum, pertimbangan fakta, alasan psikologis, alasan sosiologis, alasan yuridis, serta keadaan-keadaan yang memberatkan dan meringankan bagi terdakwa. Saran yang dapat diberikan meliputi ketika Hakim memutuskan suatu perkara harus memperhatikan masa depan, psikologis, dan alasan sosiologis khususnya perkara yang dilakukan oleh pelajar serta pihak pengadilan dapat bekerjasama dengan sekolah-sekolah untuk memberikan edukasi bagi pelajar agar tidak di contoh dan perbuatan yang sama tidak meresahkan masyarakat sekitar