Konsep Amar Ma'ruf Nahi Munkar menurut NU dan FPI: analisis Hermeneutika Hans-Georg Gadamer

Penelitian ini merupakan penelitian pustaka yang mempergunakan literature baik dari buku, artikel, maupun hasil penelitian sebagai data utama. Pendekatan studi dalam penelitian menggunakan hermenutika Hans-Georg Gadamer dalam membaca pemahaman teks amar ma’ruf nahi munkar dari kedua organisasi ke-Islaman NU dan FPI. Amar ma’ruf nahi munkar senantiasa harus ditegakkan karna itu adalah ajaran awal dari agama Islam. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa amar ma’ruf nahi munkar menurut NU yaitu suatu perintah atau ajakan untuk melakukan hal-hal baik dan mencegah hal buruk khususnya bagi masyarakat dengan didasari pokok penting seperti tauhid, toleransi, serta anti fanatisme. Setiap organisasi ke-Islaman dalam mengartikan sebuah pemahaman pasti berbeda-beda. Seperti halnya dalam FPI yang mengartikan amar ma’ruf nahi munkar sebagai suatu hal yang dapat menjauhkan negara ini dari kezaliman dan kemungkaran. Akan tetapi, terlepas dari aksi-aksi kekerasan yang mereka lakukan untuk menegakkan suatu konsep ke-Islaman tetap saja tujuan dan niat mereka amat mulia. Untuk menegakkan konsep tersebut, terkadang mereka melakukan aksi premanisme bagi masyarakat yang susah diajak menuju suatu kebaikan dengan alasan bahwa aksi premanisme tersebut adalah cara yang mendesak. Dengan perbedaan dari kedua sisi dalam mengartikan konsep amar ma’ruf nahi munkar tersebut, maka dengan hermenutika Gadamer dapat memberikan pemahaman bahwa dalam memahami sebuah teks tidak dapat didasari dengan prasangka dan praanggapan semata melainkan dari sebuah historis. Dengan demikian, pemahaman sebuah teks merupakan hasil dialog dari makna yang kita miliki saat ini dan makna yang terdapat dalam teks secara historis