REPRESENTASI PEREMPUAN BANGKA BELITUNG DALAM NOVEL-NOVEL PARA PENULIS PEREMPUAN BANGKA BELITUNG: KAJIAN FEMINISME

The goal of this study was to break down gender issues and stereotypes towards women constructed in Bangka Belitung society from the perspective of female authors. In analyzing the data, researchers carried out a qualitative descriptive method with feminist theory. The researchers also conducted critical discourse analysis on writings that have been published by Bangka Belitung’s female authors. The results showed that there were still gender inequality and inferiority of women in society. The identity crisis faced by women when they are not married since marriage is seen as an ideal as well as a complement to their life as real women in society. On the other hand, the picture of how women had no rights over themselves was demonstrated in a situation when matchmaking and marriage were performed one-sidedly and suddenly, women did not have enough power to question these, even refused them. Besides, how strong a patriarchal system and culture was shaped by women, their closest people and the community was proven in the novels of the Bangka Belitung’s female authors.Penelitian ini bertujuan untuk membongkar isu-isu gender dan stereotip terhadap perempuan yang terkonstruksi di masyarakat Bangka Belitung dari sudut pandang para penulis perempuan. Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam menganalisis data dengan bermodalkan pisau bedah feminisme. Peneliti melakukan analisis wacana kritis pada tulisan-tulisan yang sudah pernah diterbitkan oleh penulis perempuan Bangka Belitung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat ketimpangan gender dan inferioritas perempuan di dalam masyarakat. Krisis identitas dialami oleh perempuan ketika mereka belum menikah karena pernikahan dianggap sebagai cita-cita sekaligus pelengkap eksistensi mereka sebagai perempuan yang sebenarnya di masyarakat. Di sisi lain, gambaran bagaimana perempuan tidak memiliki hak atas dirinya diperlihatkan dalam situasi ketika terjadi perjodohan dan pernikahan yang dilakukan secara sepihak dan tiba-tiba, perempuan tidak memiliki cukup kekuatan untuk mempertanyakan hal itu apalagi untuk menolak. Selain itu, bagaimana kokohnya sistem dan budaya patriarki terbentuk baik dari diri perempuan, orang-orang terdekat maupun masyarakat dibuktikan dalam novel-novel penulis perempuan Bangka Belitung