Penerapan Environmental Cost Accounting pada PG Modjopanggoong di Kabupaten Tulungagung

Peningkatan produksi gula berarti meningkat juga limbah hasil dari produzis gula. Limbah yang dihasilkan dari proses produzis gula tersebut berupa limbah padat, cair maupun gas. Ada beberapa pabrik gula kurang dapat mengelola limbah mereka dengan baik dan berdampak pada pencemaran lingkungan. Kasus yang terjadi yaitu kebocoran tetes PG Ngadirejo dan kelalaian PG Gempol Kerep dalam pengelolaan limbahnya, hingga berdampak pada kematian masal ikan. Pengelolaan akan limbah hasil dari produksi gula ini harus benar-benar diperhatikan, karena dampak dari pencemaran limbah ini sendiri akan sangat merugikan bagi pihak eksternal maupun bagi internal pabrik itu sendiri. Denna Penerapan Environmental Cost Accounting perusahaan dapat mengukur dampak lingkungan secara fisik maupun secara finansial. Penerapan ECA dapat dilakukan tengan model biaya kualitas lingkungan. Dengan mengkategorikan aktifitas terkait dengan pengelolaan lingkungan ke dalam empati kategori biaya kualitas lingkungan yaitu biaya pencegahan (prevention cost), Ubaya deters (detection cost), Ubaya kegagalan internal (internal failure cost), biaya kegagalan eksternal (external failure cost). Selain itu, membuat laporan biaya lingkungan dan laporan keuangan lingkungan. Dari situ didapatkan informasi yang dapat digunakan manajemen untuk pengambilan keputusan terkait dengan biaya lingkungan dan pengolahan limbah. PG Modjopanggoong dalam pengelolaan limbahnya sudah cukup baik, namun PG belum menerapkan Environmental Cost Accounting