Implementasi Penelitian: Efektifitas Serbuk Daun Kelor Terhadap Peningkatan Produksi ASI

Masalah gizi masih pada bayi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sering ditemukan di Indonesia. Kekurangan gizi belum dapat diselesaikan, prevalensi masalah gizi lebih mulai meningkat khususnya pada kelompok sosial ekonomi menengah ke bawah di pedesaan. Pemberian ASI dikenal sebagai salah satu yang memberikan pengaruh paling kuat terhadap kelangsungan hidup balita, pertumbuhan, perkembangan dan daya tahan tubuh balita terhadap kuman penyakit. Penelitian menyatakan bahwa IMD dalam 1 jam pertama dapat mencegah kematian bayi dibawah umur 1 bulan di negara-negara berkembang. Pencapaian 6 bulan ASI eksklusif bergantung pada keberhasilan IMD dalam satu jam pertama. ASI ekskusif selama 6 bulan pertama kehidupan, bersamaan dengan makanan pedamping ASI dan meneruskan ASI dari 6 bulan sampai 2 tahun, dapat mengurangi sedikitnya kematian anak balita. Menyusui secara eksklusif adalah hal yang sudah direkomendasikan ke seluruh dunia. Demikian juga di Indonesia ASI eksklusif masuk sebagai program dalam rencana pembangunan jangka menengah tahun 2015-2019 (Kementrian RI, 2014). Bayi yang mendapatkan ASI secara eksklusif akan terlindungi dari infeksi pernafasan, diare , asma dan alergi. Risiko kematian bayi secara mendadak juga dikatakan menurun pada bayi dengan ASI eksklusif. Beberapa jenis bahan makanan yang berasal dari tumbuhan telah terbukti dapat meningkatkan gizi pada ASI. Daun kelor terbukti meningkatkan gizi ASI. Penelitian tentang daun kelor yang telah dilakukan adalah melihat efektifitasnya dalam menambah berat badan, menambah nafsu makan, mengobati luka dan lain sebagainya. Daun kelor mengandung Asam Amino yang dapat mempengaruhi gizi pada ASI dan protein yang cukup tinggi yang dapat meningkatkan kualitas ASI.Kata kunci: ASI booster, serbuk daun kelor untuk peningkatan gizi balita melalui AS