ASUHAN KEPERAWATAN NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR DENGAN TINDAKAN ORIF (OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION) DI RSUD BENDAN KOTA PEKALONGAN

Latar belakang: Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang baik bersifat total maupun sebagian yang ditentukan berdasarkan jenis dan luasnya. Menurut RISKESDAS 2018 jumlah kasus fraktur di Indonesia yaitu sebanyak 5,5% dan jumlah kasus fraktur di Jawa Tengah Sebanyak 5,8% dengan prevalensi usia tertinggi yang mengalami fraktur yaitu usia 15-35 tahun sampai usia diatas 70 tahun. Penanganan fraktur yang paling sering digunakan yaitu ORIF (Open Reduction Internal Fixation), dan salah satu manifestasi klinis yang muncul pada pasien setelah dilakukan tindakan pembedahan ORIF yaitu timbulnya rasa nyeri. Tujuan: Menggambarkan Asuhan Keperawatan nyeri pada pasien post operasi fraktur dengan tindakan ORIF di RSUD Bendan Kota Pekalongan. Metode: Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif dengan rancangan studi kasus untuk menggambarkan asuhan keperawatan nyeri pada pasien post operasi ORIF di ruang Jlamprang RSUD Bendan Kota Pekalongan. Hasil: Hasil penelitian yang dilakukan pada kedua responden yaitu menunjukan adanya penurunan nyeri setelah dilakukan tindakan non farmakologi relaksasi nafas dalam dan kompres dingin pada pasien post operasi ORIF. Saran : Dalam mengelola kasus klien post operasi ORIF dengan nyeri akut bukan hanya memberikan kolaborasi pemberian analgetik tetapi juga dapat memberikan tindakan keperawatan secara non farmakologis seperti nafas dalam, dan kompres dingin, sehingga nyeri yang klien alami lebih cepat berkurang dan tingkat pengetahuan klien bertambah terhadap pengelolaan nyeri secara mandiri.Kata kunci : fraktur, nyeri, post operasi ORI