ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.S DENGAN SKIZOFRENIA TAK TERINCI DENGAN FOKUS STUDI PENGELOLAAN PERILAKU KEKERASAN DI WISMA NAKULA RSJD dr. ARIF ZAINUDIN SURAKARTA

PENGELOLAAN KEPERAWATAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: PERILAKU KEKERASAN PADA TN.S DENGAN SKIZOFRENIA DIWISMA NAKULA RUMAH SAKIT DI RSJD DR.ARIF ZAINUDIN SURAKARTASinta Noor Laily Rahmawati1 Cipto, SKep.,MHKes2 Taryatmo,S,Pd.,AKep.,Mkes31Mahasiswa program studi DIII Keperawatan Blora2Dosen Jurusan Keperawatan Blora Email: Sintanurlaily88@gmail.com AbstrakLatar belakang: Sehat adalah keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit /cacat . (WHO dalam A.H.Yusuf, 2015:5). Berdasarkan studi pendahuluan pada bulan januari 2019 Rumah sakit jiwa daerah (RSJD) Arif Zainudin Surakarta pada bulan januari sampai dengan bulan November, ditemukan masalah keperawatan pada klien resiko perilaku kekerasan sebesar 1.616 klien. Salah satu masalah dari gangguan jiwa yang menjadi penyebab dibawa kerumah sakit adalah perilaku kekerasan yang ditunjukan dengan perilaku actual melakukan kekerasan pada diri sendiri dan lingkungan. ( Arditia,RW.2019.Upaya penurunan resiko perilaku kekerasan di http://repository.itspku.ac.id/119/ ( Akses 17 Dec 2019 03:27)Perilaku Kekerasan merupakan kemarahan yang diekspresikan secara berlebihan dan tidak terkendali secara verbal sampai dengan mencederai orang lain atau merusak lingkungan, risiko perilaku kekerasan adalah suatu Tindakan dimana seseorang memiliki riwayat perilaku kekerasan yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.Menurut Muhith (2015). Asertif training merupakan suatu terapi keperawatan dalam bentuk terapi tingkah laku, pasien belajar mengungkapan perasaan marah secara tepat atau asertif sehingga mampu berhubungan dengan orang lain. Tujuan: pasien mampu mempraktekkan upaya penurunan perilaku kekerasan dengan melakukan latihan asertif secara verba Hasil : pasien mampu mengetahui dan mempraktekkan upaya penurunan perilaku kekerasan dengan melakukan latihan asertif secara verbal.Kesimpulan: pasien mampu membina hubungan saling percaya, mampu menyebutkan penyebab, tanda dan gejala akibat yang terjadi ketika marah, mampu mempraktekan nafas dalam dan pukul bantal ditempat tidur, pasien juga mampu menyebutkan obat apa saja yang dikonsumsi dan akibat jika tidak meminumnya secara teratur. Pasien juga mampu mengontrol marah dengan mengungkapkan, meminta, menolak yang baik, dan mengontrol marah dengan spiritual ( beribadah dan berdoa).Kata kunci : Gangguan jiwa, Perilaku kekerasan, Melatih aserti