Prosedur Pemeriksaan Radiografi Mastoid Pada Kasus Mastoidutis (Case Series)

Prosedur pemeriksaan radiografi mastoid pada kasus mastoiditis menurut Whitley?dkk (2016) menggunakan proyeksi Antero Posterior (AP) axial (Towne) 35o caudal dan proyeksi axiolateral schuller dua posisi. Terdapat perbedaan penggunaan proyeksi pada literatur Hidayati (2017) menggunakan proyeksi axiolateral schuller satu sisi hanya pada sisi yang sakit saja, pada literatur Santi (2017) menggunakaan proyeksi AP axial (towne) 40o caudal, pada literatur Nugraheni dkk (2017) menggunakan proyeksi axiolateral schuller dengan teknik makroradiografi pada penelitian Sunitha dkk (2015) menggunakan proyeksi law bilateral. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan prosedur pemeriksaan dan mendeskripsikan peranan penggunaan proyeksi pada pemeriksaan radiografi mastoid pada kasus mastoiditis berdasarkan kajian literatur.Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif menggunakan desain penelitian study case review dengan pendekatan case series. Pengambilan data dengan cara pencarian literatur melalui Repository Poltekkes Kemenkes Semarang dan google schollar. Analisis data dilakukan oleh peneliti dengan membaca literatur, kemudian menyaring data sesuai dengan tujuan penelitian yang dicari, sehingga peneliti mendapatkan empat literatur yang akan digunakan dalam pengkajian literatur. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan penggunaan proyeksi prosedur pemeriksaan radiografi mastoid pada kasus mastoiditis. Proyeksi yang digunakan adalah proyeksi schuller satu sisi, proyeksi AP axial (Towne) 40o caudal, proyeksi schuller ditambah teknik makroradiografi, dan proyeksi law bilateral. Proyeksi schuller satu sisi berperan dalam memproteksi radiasi pasien, tapi kurang menampakkan organ mastoid dengan baik terkait mastoiditisis. Proyeksi AP Towne 40o caudal, berperan dalam menampakkan mastoid air cell yang lebih luas dan tidak superposisi petrous ridge. Proyeksi schuller dengan teknik makroradiografi kriteria radiograf yang dihasilkan masuk kategori sangat jelas. Proyeksi law bilateral dapat memperlihatkan pneumatisasi pada mastoi