GAMBARAN KADAR SGPT PADA PASIEN TUBERCULOSIS MULTIDRUG RESISTANT (TB-MDR)DI PUSKESMAS KABUPATEN KENDAL

Latar Belakang: Tuberkulosis Resisten Ganda/ Multidrug Resistant Tuberculosis (TB-MDR) saat ini telah muncul sebagai ancaman kesehatan di Indonesia. Tuberkulosis resisten ganda termasuk dalam TB resisten obat, yaitu keadaan bakteri Mycobacterium tuberculosis gagal dibunuh dengan golongan obat anti tuberkulosis (OAT) biasa. Penatalaksanaan klinis MDR TB lebih rumit bila dibandingkan dengan TB biasa. Efek serius yang menjadi fokus saat ini adalah efek obat anti tuberkulosis terhadap hepar, yaitu menyebabkan hepatotoksik, yang dikenal dengan istilah Anti-Tuberculosis Drug-induced Hepatotoxicity (ATDH). SGPT seringkali digunakan sebagai screening enzim atau parameter dasar untuk suatu diagnosa dan follow up terhadap gangguan fungsi hati. Tujuan Penelitian:Mengetahui gambaran kadar SGPT padapada pasien Tuberculosis Multidrug Resistant (TB-MDR) di Puskesmas Kabupaten Kendal.Metode Penelitian :Penelitian ini merupakan penelitian observasional (non-eksperimental) dengan kriteria penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan terhadap 7 pasien TB-MDR di Puskesmas Kendal I, Puskesmas Kaliwungu, dan Puskesmas Kaliwungu Selatan dengan teknik total sampling.Hasil Penelitian:Hasil kadar SGPT pada 7 pasien TB-MDR terdapat 7 responden penelitian (100%) memiliki kadar SGPT normal dengan kadar terendah yaitu 2,17 U/L dan kadar tertinggi yaitu 37,75 U/L dan rata-rata kadar SGPT yaitu 18,01 U/L. Kelompok usia Lansia akhir (56-65 tahun) adalah yang paling banyak mengalami TB (57%). TB paling banyak diderita oleh pasien laki-laki (57%). Lama konsumsi OAT terbanyak ada pada fase lanjutan (100%). Diabetes adalah penyakit penyerta yang paling banyak pada pasien TB yaitu sebanyak 4 orang.Kesimpulan :dari 7 sujek penelitian yaitu pada pasien TB-MDR memilki kadar SGPT yang masuk dalam rentang norma