Pengelolaan Disfungsi Seksual pada Wanita Menopause

Latar Belakang: Perubahan fisik yang sering terjadi pada wanita menopause yaitu vagina menjadi kering (81,3%), insomnia (65,3%), hot flush (58,7%), dan nyeri sendi (57,3%). Disfungsi seksual pada wanita akan terjadi pada semua usia, namun lebih sering terjadi pada usia paruh baya atau selama menopause. Menopause dicegah atau dikurangi dengan pemberian pelicin/pelembab vagina yang larut air.Tujuan: Karya tulis ini bertujuan untuk menggambarkan pengelolaan disfungsi seksual pada wanita menopause.Metode: Metode yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus dan menggunakan 1 responden.Hasil: Pengkajian data yang diperoleh pasien yaitu rasa sakit saat berhubungan sekual dengan suaminya. Diagnosa keperawatan yang diperoleh adalah disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi seksual. Rencana keperawtan yang disusun adalah pendidikan kesehatan dan konseling seksual. Pelaksanaan yang dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dilakukan selama 3 kali kunjungan. Evaluasi hasil keperawatan yang telah dilakukan didapatkan masalah disfungsi seksual teratasi Sebagian.Kesimpulan: Pengelolaan disfungsi seksual pada wanita menopause dengan pendidikan kesehatan dan pemberian lubrikan/pelumas jelly dapat teratasi sebagian. Namun tetap disarankan pasien untuk melanjutkan keperawatan secara mandiri, sehingga disfungsi seksual dapat teratasi secara maksimal.Kata kunci: Menopause, Disfungsi seksual, Pemberian lubrikan/pelumas jell