PERBANDINGAN BERKUMUR ANTARA AIR REBUSAN JAHE MERAH DAN DAUN SALAM TERHADAP pH SALIVA PADA WANITA MENOPAUSE DI DESA JATISARI GEDANGANAK UNGARAN

pH saliva adalah derajat keasaman dalam air ludah. Wanita menopause memiliki pH saliva asam karena penurunan hormon estrogen. Keadaan mulut yang asam, maka mudah terjadi karies. Pencegahan secara kimiawi dapat dilakukan dengan memberi rangsangan rasa. Jahe merah mengandung oleoresin dan daun salam mengandung flavanoid dapat mengontrol pH dan buffer saliva agar tetap normal, karena keduanya memiliki sifat antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas berkumur antara air rebusan jahe merah dan daun salam terhadap pH saliva pada wanita menopause di Desa Jatisari Gedanganak Ungaran.Jenis penelitian adalah eksperimental dengan pendekatan quasi eksperimental dan rancangan adalah pre-test dan post-test with two group design. Populasi dalam penelitian adalah wanita menopause usia 50 tahun keatas dengan jumlah 160 orang. Pengambilan sampel dengan non random sampling, menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi dengan jumlah 36 orang kemudian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu berkumur air rebusan jahe merah dan berkumur air rebusan daun salam. Data disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dalam bentuk presentase dan grafik. Analisa data penelitian ini dilakukan secara deskriptif kuantitatif.Hasil penelitian menunjukkan rata-rata pH saliva sebelum berkumur air rebusan jahe merah 4% adalah 6,68 dan sesudah berkumur air rebusan jahe merah adalah 6,85 dan selisih rata-ratanya adalah 0,17. Rata-rata pH saliva sebelum berkumur air rebusan daun salam 4% adalah 6,62 dan sesudah berkumur air rebusan daun salam 6,72 dan selisih rata-ratanya adalah 0,1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka saran dari peneliti adalah untuk berkumur air rebusan jahe merah dan daun salam untuk mempertahankan kesehatan gigi dan mulut