ANALISIS KODE DIAGNOSA DAN PROSEDUR PADA PENGEMBALIAN BERKAS KLAIM PASIEN BPJS RAWAT INAP DI RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh BPJS, pemberian kode diagnosa dan prosedur sangat berpengaruh pada klaim yang akan diterima rumah sakit. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga, dalam pengajuan klaim pada bulan Juli 2019 sebanyak 73 berkas klaim dikembalikan terkait koding. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui analisis kode diagnosa dan prosedur pada pengembalian berkas klaim pasien BPJS rawat inap di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.Jenis penelitian ini adalah penelitian survey deskriptif. Populasi dan sampel penelitian ini adalah jumlah seluruh total berkas klaim yang dikembalikan pada bulan Oktober 2019 terkait koding. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan observasi. Analisis data menggunakan analisis univariate.Hasil penelitian ini menunjukan penentuan diagnosa dan prosedur dilakukan oleh Dokter Penanggungjawab Pelayanan (DPJP) sesuai dengan kondisi pasien yang dirawat. Penentuan diagnosa yang dilakukan oleh koder dengan mengunakan aturan morbiditas, yang sebelumnya melakukan konfirmasi ke dokter DPJP terlebih dahulu. Berkas klaim rawat inap yang dikembalikan terkait diagnosa utama yang paling banyak adalah pada circulatory system sebesar 24 berkas klaim (26,96%) dan pada diagnosa sekunder yang paling banyak adalah pada kasus circulatory system sebesar 31 kasus diagnosa sekunder (16,15%). Berkas klaim yang dikembalikan terkait prosedur yang paling banyak adalah pada kategori 87-99 tentang Misscellaneous diagnostic and terapeutic procedures sebesar 18 kasus prosedur (69.23%). Kode diagnosa utama yang sesuai sebesar 68 rekam medis (76,40%) sedangkan kode diagnosa utama yang tidak sesuai sebesar 21 rekam medis (23,60%). Kode diagnosa sekunder yang sesuai sebesar 139 kasus (72,40%), sedangkan kode diagnosa sekunder yang tidak sesuai sebesar 53 kasus (27,60%). Kode prosedur yang sesuai sebesar 15 kasus prosedur atau sebesar 68,18%, sedangkan kode prosedur yang tidak sesuai sebesar 7 kasus prosedur atau sebesar 31,82%