FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA UNTUK MELAKUKAN PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI)

Kasus kanker payudara di Kota Semarang meningkat setiap tahunnya. Ditemukan sebanyak 2127 kasus pada tahun 2017 dan meningkat menjadi 2645 kasus tahun 2018. Oleh karena itu, pemerintah terus menggalakkan sosialisasi program SADARI sebagai upaya penanggulangan kaker payudara. Saat ini, kasus kanker payudara telah merambah ke usia lebih muda. Sehingga, SADARI disarankan pada wanita yang sudah mengalami pubertas. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, persepsi, dukungan orang tua, dan dukungan teman sebaya dengan perilaku remaja untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian survei menggunakan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 15 Kota Semarang pada bulan Maret 2020 dengan jumlah sampel 249 siswi. Teknik pengambilan sampel dengan Proporsionate Stratified Random Sampling. Pengambilan data dengan kuesioner. Analisia data menggunakan Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan praktik SADARI (p value = 0,001), ada hubungan antara sikap dengan praktik SADARI (p value = 0,001), ada hubungan antara persepsi dengan praktik SADARI (p value = 0,001), ada hubungan antara dukungan orang tua dengan praktik SADARI (p value = 0,001), ada hubungan antara dukungan teman sebaya dengan praktik SADARI (p value = 0,001).Simpulan dari penelitian ini ialah ada hubungan antara pengetahuan, sikap, persepsi, dukungan orang tua, dan dukungan teman sebaya dengan perilaku remaja untuk melakukan SADARI. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai perilaku SADARI pada remaja sebagai bahan dasar evaluasi keefektivitasan program promosi kesehatan dan meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya remaja untuk melakukan SADARI.Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Persepsi, Dukungan Orang Tua, Dukungan teman Sebaya, SADAR