Pengelolaan Rumah Gadang yang Dijadikan Sebagai Homestay pada Kawasan Wisata Saribu Rumah Gadang

Rumah gadang yang kita kenal sebagai rumah adat Minangkabau, selama ini digunakan sebagai lambang kehadiran suatu kaum serta sebagai pusat kehidupan dan kerukunan, seperti bermufakat dan melaksanakan berbagai upacara adat. Namun di Kabupaten Solok Selatan, tepatnya di kawasan Saribu Rumah Gadang masyarakat mulai menjadikan rumah gadang mereka menjadi homestay dengan tujuan agar rumah gadang tersebut bisa dapat dirawat dan dilestarikan sehingga tidak ditinggalkan oleh masyarakatnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengelolaan rumah gadang yang dijadikan homestay di kawasan Saribu Rumah Gadang. Penelitian ini menggunakan teori Tindakan Sosial dari Max Weber. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan teknik observasi dan wawancara mendalam. Pemilihan informan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dengan pengelompokkan informan berdasarkan informan pelaku dan informan pengamat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan rumah gadang yang dijadikan sebagai homestay di kawasan wisata Saribu Rumah Gadang menggunakan gabungan antara pengelolaan harta bersama di Minangkabau dan pengelolaan homestay modern. Hal ini dapat dilihat dari karakteristik pengelolaan homestay yang diterapkan di kawasan Saribu Rumah Gadang. Tindakan masyarakat yang menjadikan rumah gadang menjadi homestay dengan tujuan agar rumah gadang tetap bisa dilestarikan termasuk ke dalam tindakan rasional berorientasi nilai. Sedangkan hambatan yang terjadi adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pariwisata, belum diterapkannya sistem pesan online oleh pihak homestay, tidak adanya kerjasama antar homestay, dan tidak adanya keterlibatan seluruh anggota kaum dalam mengelola homestay