Analisis Cash Flow dengan Variasi Sistem Pembayaran terhadap Keuntungan Kontraktor

Cash flow merupakan cara yang tepat dalam mengendalikan biaya proyek kontruksi. Mengingat, seringkali banyak perusahaan kontruksi yang mengalami kesulitan karena tidak dapat mengatur keuangannya dengan baik. Perencanaan cash flow (aliran kas) sangatlah diperlukan oleh kontraktor untuk tidak hanya semata-mata mendapatkan keuntungan yang besar, melainkan dapat digunakan sebagai sistem kontrol pengendalian biaya dari perencanaan keseluruhan proyek tersebut. Modal kerja (working capital) ini diperlukan untuk membiayai pembiayaan proyek seperti pembiayaan pembersihan dan pematangan lahan, pembiayaan kontruksi, pembiayaan pengurusan perijinan, pembiayaan pembangunan fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) serta biaya-biaya tak terduga lainnya. Jadi setelah dilakukan analiis simulasi hubungan modal kerja, nilai kontrak, dan cash flow didapatkan beberapa kesimpulan yaitu analisis modal kerja bersih dari sistem pembayaran tanpa uang muka keuntungan yang diperoleh Rp. 7.120.802.598 sedangkan pada uang muka 20% diperoleh Rp. 7.536.000.122. Keuntungan pada sistem pembayaran 20% uang muka dari nilai kontrak memilki keuntungan Rp.415.197.524 lebih besar dari sistem pembayaran tanpa uang muka. Analisi Modal Kerja kotor bunga pinjaman yang harus dibayar oleh pihak kontraktor dengan sistem pembayaran tanpa uang muka (Rp .729.069.507) jauh lebih besar dibandingkan dengan sistem uang muka 20% (Rp 313.871.983 )