Prank dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadis

The 21st century is the century of technological development in the information and communication sector. In March 2019, it was shown that out of 150 million active Indonesian users, 88% were confirmed to have accessed YouTube. Being the best-selling application motivates content creators to create exciting content that can continue to attract fans. Lately, netizens are very fond of entertainment-based content which is closely related to pranks. One of the best-selling prank videos that topped trending number 1 in January 2019 was a YouTuber video disguised as a vagrant and a crazy person with his wife. This article aims to provide an insight into how pranks (joking) are taught in Islam based on the perspective of the Al-Quran and Hadith so that the content or videos created do not harm YouTubers. This research is qualitative research with the character of library research. The research data is obtained from books, international and national journals, research reports, articles from news media, magazines related to prank. After the data is collected, read and understand related to the problem being researched. Then the data were analyzed using data analysis techniques Miles and Huberman, namely data reduction, data presentation, and concluding. The results showed that even though entertainment by joking and laughing is a form of interactive communication that indicates happiness is also human nature. However, the culture of joking that is trending like pranks is not justified. On the other hand, prank becomes an act of humour that does not meet the ethical requirements of joking on the Islamic viewpoint.Abad ke-21 merupakan abad perkembangan teknologi pada bidang informasi dan komunikasi. Pada Maret 2019 menunjukkan bahwa dari 150 juta pengguna aktif Indonesia, 88 % dipastikan telah mengakses YouTube. Menjadi aplikasi terlaris memotivasi para konten creator untuk membuat konten-konten menarik yang dapat terus memikat penggemar. Akhir-akhir ini, netizen sangat menggemari konten berbasis hiburan yang erat kaitannya dengan prank. Salah satu video prank terlaris yang menduduki trending nomor 1 pada Januari 2019 adalah video YouTuber yang menyamar menjadi gelandangan dan orang gila bersama istrinya. Artikel ini bertujuan untuk memberikan pandangan mengenai bagaimana prank (bercanda) yang diajarkan dalam Islam berdasarkan perspektif Al-Quran dan Hadis agar konten atau video yang dibuat tidak berdampak negatif kepada YouTuber. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif bersifat penelitian pustaka. Data-data penelitian ini diperoleh dari buku-buku, jurnal-jurnal Internasional maupun Nasional, laporan-laporan penelitian, artikel-artikel dari media berita, majalah-majalah yang berkaitan dengan prank. Setelah data-data terkumpulkan dibaca dan dipahami yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Kemudian data-data tersebut dianalisis dengan teknik analisis data Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan meskipun hiburan dengan bercanda dan tertawa merupakan salah satu bentuk komunikasi interaktif yang menandakan kebahagiaan juga sebagai fitrah manusia. Namun budaya bercanda yang tengah menjadi tren seperti prank tidaklah dibenarkan. Di sisi lain, prank menjadi suatu tindakan humor yang tidak memenuhi persyaratan etika bercanda dalam pandangan Islam