Alga Periphyton Epifit sebagai Biomonitoring Logam Berat Hg pada Ekosistem Padang Lamun di Estuari Talawaan Bajo Minahasa Utara

Perifiton yang hidup menempel pada daun lamun umumnya merupakan sumber energi autochtonous di perairan dan memiliki peran yang besar dalam sistem rantai makanan yang mendukung produktivitas primer padang lamun. Karena itu tumbuhan ini dapat menjadi indikator ekologis karena mampu merespon (biomonitoring) penyebaran logam-logam berat di dalam lingkungan perairan. Bebepa penelitian terdahulu telah ditemukan kesamaan pola penyebaran logam-logam berat seperti Arsen (As), Antimon (Sb), dan Merkuri (Hg) dan Mangan (Mn), dimana konsentrasi tertinggi logam berbahaya tersebut ditemukan di sekitar lokasi pembuangan tailing Newmont. Kegiatan-kegiatan tersebut di atas akan memberi tekanan yang cukup besar bagi suatu ekosistem terutama komunitas padang lamun di wilayah pesisir termasuk perifiton yang hidup menempel pada daun lamun sebagai bioindikator pencemaran di perairan. Oleh karena itu Disertasi ini dirancang untuk mengkaji keberadaan “Alga Periphyton Epifit sebagai Biomonitoring Logam Berat Hg pada Ekosistem Padang Lamun di Estuari Talawaan Bajo Minahasa Utara“. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi spesies, kepadatan jenis alga periphyton epifit pada lamun, dan menganalisis tingkat pencemaran perairan estuari Talawan Bajo berdasarkan bioakumulasi kandungan merkuri (Hg) pada periphyton serta menganalisis periphyton sebagai bioindikator tingkat pencemaran Hg di perairan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahapan. Tahapan pertama melakukan Identifikasi jenis-jenis lamun dan peryphyton dan dilakukan analisis terhadap komposisi dan kepadatan; indeks keanekaragaman, keseragaman dan dominasi periphyton. Tahapan kedua penelitian ini dengan melakukan pengamatan akumulasi logam berat Hg pada skala laboratorium serta memvisualisasi sel periphyton menggunakan TEMsel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi periphyton pada daun lamun Cymodocea rotundata, terdiri dari 5 (lima) Famili yang terdiri dari famili Bacillariophyceae (16 genus), Cyanophyceae (3 genus), Chlorophyceae (9 genus), Dinophyceae (1 genus), dan Rhodophyceae (1 genus). Kepadatan tertinggi pada stasiun I yaitu Cocconeis sebesar 3,378,046 sel/cm2, pada stasiun II yaitu Navicula sebesar 1,525,828 sel/cm2, sedangkan pada stasiun III adalah Navicula sebesar 7,096,514 sel/cm2. Sedangkan jenis perifiton makroskopis yang paling banyak ditemukan adalah dari kelas Chlorophyta yaitu Stigeoclonium sebesar 59,996,686 sel/cm2. Hasil perhitungan indeks diversitas seluruh stasiun didapat nilai berkisar antara 2.759 – 3.006. Nilai-nilai indeks diversitas (keanekaragaman) jenis di stasiun II yaitu 2.759 menunjukkan klasifikasi rendah yang menggambarkan penyebaran individu tiap jenisnya rendah dan tekanan ekologinya tinggi sedangkan pada stasiun 3 menunjukkan klasifikasi tinggi yaitu 3.006, hal ini menunjukkan penyebaran individu tiap jenis tinggi dan tekanan ekologi tinggi. Berdasarkan hasil perhitungan BCF(o-w) terhadap konsentrasi logam berat yang diserap oleh organisme dengan konsentrasi logam berat dalam air menunjukkan nilai BCF pada stasiun I sebesar 267.94 kali lebih besar xiv mengakumulasi logam Hg di air, Stasiun II 526.95 kali lebih besar mengakumulasi logam Hg di air dan stasiun III 589.51 kali lebih besar mengakumulasi logam Hg di air. Sedangkan hasil perhitungan (BCF p-l) yaitu perbandingan antara konsentrasi logam berat yang diserap oleh Stigeoclonium sp dengan konsentrasi logam berat dalam Cymodocea rotundata, didapatkan nilai BCF pada stasiun I Stigeoclonium sp yaitu 2.554 kali lebih besar mengakumulasi logam Hg di Cymodocea rotundata, stasiun II Stigeoclonium sp 4.394 kali lebih besar mengakumulasi logam Hg di Cymodocea rotundata dan Stasiun III Stigeoclonium sp 5.086 kali lebih besar mengakumulasi logam Hg di Cymodocea rotundata. Berasarkan hasil analisis menunjukkan kondisi lingkungan perairan estuari Talawaan Bajo tercemar logam berat Hg karena kandungan Hg yang terakumulasi pada lamun dan periphyton melebihi baku mutu untuk biota perairan. Periphyton Stigeoclonium sp merupakan bioindikator logam berat Hg di perairan estuari Talawaan Bajo, karena mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan perairan yang sudah terpapar logam berat Hg