Pengelolaan Objek Wisata Ciboer Pass Majalengka Menurut Perspektif Hukum Islam Dan UU No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat

Nia Rusniawati Walet. NIM: 1708202149, “PENGELOLAAN OBJEK WISATA CIBOER PASS MAJALENGKA MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN UU NO. 10 TAHUN 2009 TENTANG KEPARIWISATAAN DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT“, 2021. Manajemen pengelolaan dan strategi pengembangan yang dilakukan oleh para pelaku usaha atau para pemangku kepentingan menjadi salah satu kompenen penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, kesejahteraan bukan hanya ditinjau dari unsur terpenuhinya kebutuhan dasar jasmani saja, akan tetapi yang harus menjadi tolak ukur yang lain juga ialah terdapat beberapa usaha yang dapat dilakukan oleh masyarakat, sedangkan di objek wisata Ciboer Pass Majalengka tidak terdapat masyarakat sekitar yang melakukan usaha di area objek wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Ciboer Pass dalam Mengembangkan Objek Wisata Ciboer Pass Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan Menurut Hukum Islam, Strategi Pengembangan yang Diterapkan di Objek Wisata Ciboer Pass, dan Dampak Pengembangan Objek Wisata Ciboer Pass terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar. Di dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode kualitatif yang menghimpun data-data dari hasil observasi, wawancara, studi kepustakaan (dokumentasi). Adapun dalam menjawab strategi pengembangan yang diterapkan di Objek Wisata Ciboer Pass, penulis menganalisa lebih lanjut dengan beracuan pada teori aspek-aspek dalam pariwisata, dasar-dasar strategi pengembangan dan peran dari berbagai stakeholder (pemangku kepentingan. Hasil dari penelitian tentang Pengelolaan Objek Wisata Ciboer Pass Majalengka Menurut Perspektif Hukum Islam dan UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat, yaitu: Pertama, Managemen di objek wisata Ciboer Pass sendiri dalam hal pelestarian alam diterapkan sistem zonasi dalam hal pengaturan lahan. Kedua, Untuk strategi pengembangan di objek wisata Ciboer Pass berbagai pihak turut berperan dalam hal pengembangan, dari pihak pengelola telah menyediakan atraksi wisata atau apa yang dapat dilihat, apa yang dapat di beli dan apa yang dapat dilakukan bagi wisatawan yang datang berkunjung, sedangkan peran dari pihak pemerintah desa yakni melengkapi infrastruktur yang dibutuhkan dan menjamin aksesibilitas yang baik, sedangkan peran dari masyarakat sekitar yakni dengan diberdayakannya para pemuda dalam hal proses pengelolaan menjadi bentuk peran masyarakat secara aktif. Ketiga, Dalam hal kesejahteraan masyarakat di objek wisata Ciboer Pass dengan managemen pengelolaan dan strategi pengembangan yang diterapkan mampu memberi lapangan pekerjaan untuk pemuda sekitar khususnya Blok Desa. Kata Kunci: Pengelolaan, Objek Wisata, Ciboer Pass, Hukum Islam dan Hukum Positi