PENDIDIKAN LINGKUNGAN PESERTA DIDIK MELALUI SASTRA ANAK BERBASIS LOKAL

Issu-issu yang berkaitan dengan lingkungan khususnya di Indonesia, yaitu kabut asap dan penebangan hutan. Penebangan liar atau illegal logging mengakibatkan timbulnya berbagai anomali di sektor kehutanan dan ancaman proses deindustrialisasi sektor kehutanan. Karya sastra Indonesia mulai zaman klasik sampai sekarang tidak sedikit yang mengekspresikan kreasi imajinatif sastrawan sebagai bentuk pengaguman dan keakraban dengan alam. Sejak dahulu sastrawan Indonesia peduli kepada alam. Kepedulian itu terlihat dari penggambaran latar alam beserta isinya dalam sastra lokal, seperti: hutan, gunung, sungai, pepohonan, tumbuh-tumbuhan, dan mahluk hidup di jagat raya ini. Tujuan penelitian ini, yaitu mengkaji nilai pendidikan lingkungan dalam sastra anak dan aplikasi nilai pendidikan lingkungan yang terdapat dalam sastra anak kepada peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode desktiptif kualitatif. Teknik yang digunakan adalah teknik analisis isi dengan pendekatan ecocriticism. Sumber data terdiri atas tiga sastra anak, yaitu: Legenda Batu Bagaung dari Kalimantan Tengah, Asal Mula Hama dari Bali, Kisah Yongker Penebang Kayu dari Maluku. Analisis data dilakukan dengan membaca teks sastra anak lokal lalu menandai kata, frase, klausa, dan kalimat yang memiliki nilai pendidikan lingkungan kemudian menentukan nilai pendidikan lingkungan yang ada dalam teks. Hasil penelitian ini, yaitu nilai pendidikan lingkungan dalam sastra anak, yaitu: pengrusakan hutan, pencemaran air sungai, dan pencemaran air laut dan aplikasi nilai pendidikan lingkungan yang terdapat dalam sastra anak kepada peserta didik dilakukan dengan cara: Kesadaran (awareness), pengetahuan (knowledge), Sikap (attitudes), keterampilan (skills), Partisipasi (participation). Kata Kunci: ekokritik, sastra anak, peserta didik, dan pendidikan lingkunga