Analisis Framing Isu Disabilitas dalam Masa Covid-19 di Newsdifabel.com dan Tempo.co periode 21 Maret - 7 April 2020

dengan baik. Hal ini tentu memengaruhi cara masyarakat memandang kaum disabilitas. Media seharusnya menjadi contoh untuk masyarakat agar dapat mengubah cara pandang dan stigma negatif akan kaum disabilitas. Sayangnya, media seringkali membingkai isu disabilitas sebagai sosok yang dilebih-lebihkan atau bahkan diremehkan. Misalnya, kata cacat dari lahir masih ditemukan di media Liputan6.com untuk menyebut penyandang disabilitas. Padahal sejatinya, Dewan Pers sebagai lembaga yang mengatur media di Indonesia telah mengeluarkan pedoman peliputan isu disabilitas. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, terdapat dua media yang menarik perhatian untuk diteliti karena mengangkat isu disabilitas secara berbeda. Dua media itu ialah Tempo.co pada kanal difabel dan media Newsdifabel.com. Kedua media ini mengangkat isu disabilitas secara apa adanya tanpa membingkai sisi disabilitas sebagai objek yang harus dikasihani atau digambarkan sebagai objek pemberitaan yang dilebihlebihkan atau diremehkan. Dari pengamatan ini peneliti tertarik ingin melihat bagaimana kedua media ini melakukan pembingkaian isu disabilitas selama masa pandemi corona. Peneliti akan menganalisis berita kedua media tersebut dalam periode 21 Maret – 7 April 2020. Dengan menggunakan metode analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki, hasil penelitian ini menunjukkan framing yang dilakukan media Newsdifabel.com membingkai dampak covid pada disabilitas dari faktor ekonomi dan pendidikan. Namun, peneliti menemukan pada pemberitaan sektor pendidikan media Newsdifabel.com terbilang gagal melakukan penekanan informasi literasi siswa difabel yang mampu belajar dari rumah karena elemen sintaksis yang tidak dilakukan dengan struktur piramida terbalik. Informasi yang penting mengenai siswa difabel justru diletakkan pada bagian pertengahan hingga penutup berita. Efek yang ditimbulkan dengan gagalnya struktur penulisan elemen sintaksis tersebut bisa saja pembaca tidak mendapatkan informasi utamanya. Sebab, lead sebagai penentu khalayak membaca keseluruhan berita atau tidak pada berita siswa difabel di media Newsdifabel.com tidak berkesinambungan dengan judulnya yang ingin menginformasikan mengenai dampak covid pada siswa difabel. Hal ini berbeda dengan pembingkaian yang dilakukan Tempo.co dengan mengangkat isu pemenuhan hak penyandang disabilitas yang masih diperjuangkan kelompok disabilitas. Media Tempo.co mengonstruksi pembacanya bahwa ada diskriminasi yang dilakukan pemerintah kepada kelompok disabilitas. Tempo.co membingkainya dengan pemberitaan kelalaian pemerintah yang tidak memperhatikan hak kelompok disabilitas di tengah wabah pandemi ini