GAMBARAN DUKUNGAN KELUARGA PADA ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB NEGERI UNGARAN

LatarBelakang : Anak yang mengalami retardasi mental sangat memerlukan dukungan khusus dari keluarga, karena dukungan tersebut akan mempengaruhi sikap dan perilaku anak tersebut, anak retardasi mental memang perlu perhatian khusus dari sekitarnya dan juga untuk memenuhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Tujuan : mengetahu igambaranjeniskelamin orang tua, tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, usia orang tua, dan dukungan keluarga dengan anak Retardasi Mental di SLB Negeri Ungaran Metode : Desain penelitian ini deskriptif sebanyak 13 responden menggunakan metode Accidental Sampling. Alat pengambilan data menggunakan kuesioner dukungan keluarga pada anak retardasi mental di SLB Negeri Ungaran. Analisis data menggunakan program SPSS versi 20.0. Analisis univariat dibuat gambaran distribusi dan frekuensi serta disajikan dalam bentuk tabel. Hasil : jenis kelamin orang tua pada retardasi mental di SLB Negeri Ungaran sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan, yaitu 13 orang (100 %), tingkat pendidikan orang tua pada retardasi mental di SLB Negeri Ungaran sebagian tingkat pendidikan orang tua berpendidikan dasar sebanyak 6 orang (46,2%) dan pendidikan menengah yaitu sebanyak 4 orang (30,8%), pekerjaan orang tua pada retardasi mental di SLB Negeri Ungaran lebih tinggi pada IRT yaitu 8 orang (61,5%), rata-rata umur responden dengan rentang usia 26-35 tahun sebanyak 6 orang (46,2%), Dukungan keluarga pada anak retardasi mental di SLB Negeri Ungaran kategori dukungan keluarga baik sebanyak 8 orang (61,5%), kategori dukungan keluarga cukup sebanyak 5 orang (38,5%), Simpulan: gambaran jenis kelamin orang tua sebagian responden berjenis kelamin perempuan, tingkat pendidikan orang tua sebagian berpendidikan dasar, pekerjaan orang tualebihtinggipadaIRT, rata-rata umur responden dengan rentangusia 26-35 tahun, dan dukungan keluarga dengan kategori baik. Saran : memberikan tambahan ilmu dalam dukungan keluarga yang baik terhadap anak reterdasi mental, sehingga orang tua mampu meningkatkan dukungan keluarga terhadap anak retardasi mental