PERAN DINAS SOSIAL KOTA BIMA DALAM PENANGANAN MASALAH PEMASUNGAN TERHADAP ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ)

Orang dengan ganggaun jiwa (ODGJ) sering dianggap sebagai pelaku dalam tindakan kejahatan. Namun pada kenyataannya, tidak demikian. Justru terkadang keluarga odgj memasungnya karna dianggap meresahkan. Hal tersebut secara tidak langsung telah membuat mereka menjadi korban. Bagaimanapun juga mereka adalah sama seperti kita, hanya saja mereka memiliki gangguan jiwa berat apabila harus dipasung, sebaiknya bila menemukan hal seperti ini bawa mereka ke Dinas Kesehatan setempat agar mendapat perawatan yang layak. Penulisan Skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Narasumber penelitian ini terdiri dari kepala Dinas Sosial Kabupaten Bima dan anggotanya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi dan teknik penentuan informan menggunakan snowball sampling dan purposive sampling. Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini yaitu: (1) Peran Dinas Sosial dalam menangani masalah pemasungan terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang berada di Kota Bima yang dimana mereka berperan lebih pasca rehabilitasi atau sudah benar-benar dinyatakan sembuh walaupun mereka tidak bisa lepas dari obat-obatan, dan resosialisasi kepada masyarakat serta pendekatan kekeluargaan, memberikan pemahaman terhadap masyarakat bahwa tindak pemasungan tersebut tidak boleh dilakukan, apabila melakukan pemasungan akan dikenakan pidana. (2) Faktor penghambat dalam penanganan ODGJ ini salah satunya yaitu masalah pelayanan ODGJ yang masih kurang kemudian terkait sarana dan prasarana dalam menangani permasalahan pemasungan terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Saran dalam penelitian ini adalah (1) Agar permasalahan sarana dan prasarana yang kurang memadai dapat teratasi karena masalah tersebut menyebabkan sulitnya pihak keluarga korban melakukan rujukan terhadap pasien ODGJ, (2) Masalah sumber daya manusia seperti fasilitas kesehatan bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) saat ini masih sangat minim terutama di daerah karena sumber daya manusia untuk penanganan kesehatan jiwa masih bertumpu di kota-kota besar. Jadi, diharapkan kepada pihak Dinas Sosial lebih memperhatikan permasalahan tersebut dan menekan para PSM (pekerja sosial manusia), karang taruna, dan semua stakeholder di tingkat kelurahan lebih serius dalam menangani permasalahan ini