MEREKA YANG BERGELAR MURTAD: KRITIK SOSIAL I TIMOTIUS 5:8 DAN IMPLEMENTASINYA BAGI RELASI ISLAM-KRISTEN DI KOTA MANADO

Murtad tentulah bukan merupakan kata yang asing di telinga para penganut agama. Istilah murtad sering kali dialamatkan kepada mereka yang “berpindah” agama. Berpindah agama di sini maksudnya adalah mereka yang memutuskan meninggalkan suatu agama atau kepercayaan dan meyakini agama atau kepercayaan yang baru. Dengan demikian, orang tersebut mengambil keputusan untuk tidak lagi mengimani agama atau kepercayaan yang lama, tetapi dengan tegas mengambil keputusan untuk beriman pada keyakinan yang baru. Kira-kira, demikianlah stigma yang beredar di masyarakat mengenai mereka yang “berpindah” agama yang kemudian dengan sengaja dilabeli sebagai kaum murtad. Akan tetapi terasa kurang lengkap jika label ini kemudian diterima begitu saja tanpa dikaji terlebih dahulu. Bagaimanapun juga label ini hanya berkembang melalui stigma masyarakat dan sama sekali tidak ditemukan dasar yang jelas. Maka dalam penelitian ini akan dikaji mengenai stigma tersebut dalam sorotan teks Alkitab dari I Timotius 5:8 serta dampaknya bagi relasi antar agama, khusus Muslim dan Kristen di kota Manado.  Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Karena merupakan penelitian di ranah Biblika, khususnya Biblika Perjanjian Baru, maka penelitian ini mengusung metode penafsiran Kritik Sosial untuk menemukan makna dalam teks. Teks yang akan dieksegese kemudian akan dihermeneutik, sehingga pesan sosial dan makna biblis melalui teks I Timotius 5:8 akan diseberangkan dalam konteks masa kini dan berguna dalam pengembangan ilmu biblika dan sosial modern. Hasil dari penelitian ini diharapkan akan mengubah cara pandang dan stigma pembaca tentang mereka yang melakukan aksi pindah agama. Diharapkan bahwa pembaca akan memahami konsep murtad secara benar dan tidak melulu melihat pelaku pindah agama sebagai “tersangka”