PEMBAGIAN HARTA WARIS MENURUT HUKUM ADAT DESA TALANG SEGEGAH KEC. RENAH PEMBARAP KAB. MERANGIN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Yang menjadi permasalahan dalam penyusunan skripsi ini ialah mengenai masalah pembagian harta waris menurut hukum adat Desa Talang Segegah dimana anak perempuan yang banyak mendapatkan warisan dibandingakan dengan anak laki-laki. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif yaitu metode yang dasarnya adalah merupakan penelitian yang untuk mendeskriptifkan gambaran secara sistematik, factual dan akurat, mengeni fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomenal yang diselidiki.Instrumen pengumpulan data yang digunaka adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun yang ingin penulis jelaskan dalam penelitian ini adalah data yang meliputi data primer dan data sekuder. Data primer adalah data yang diambil lansung oleh peneliti kepada sumbernya yang berkaitan dengan pembagian harta waris menurut hukum adat dan hukum Islam di Desa Talang Segegah Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten Merangin. Data sekunder adalah data yang bukan bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti, seperti dari biro statistik, dokumen-dokumen, majalah. Berdasaran penelitian yang dilakukan. Maka peneliti membuat kesimpulan. (Pertama.) Sistem kewarisan adat Desa Talang Segegah Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten Merangin mengunakan sistem kekerabatan yaitu sistem matrilineal. Yaitu sistem dari garis keturunan ibu. (Kedua) Pelaksana pembagian harta waris di Desa Talang Segegah dilakukan setelah 40 hari setelah kematian pewaris atau 100 harinya. Pembagian dibagikan apabila telah dikurangi dari hutang piutang sipewaris. (Ketiga.) Perspektif hukum Islam terhadap pembagian harta waris di Desa Talang Segegah Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten Merangin berlaku secara adat, tidak mengikuti pembagian yang telah ditetapkan dalam hukum Islam. Disini dalam hal pembagian warisan itu mereka beranggapan semua ini demi kemaslahatan dan kebaikan yang didasarkan kepada keadilan. Menurut hukum Islam sesuatu yang dikerjakan demi kebaikan dan keadilan itu boleh dilakukan