TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI ULAR (HEWAN SATWA LIAR) DI DESA RENGAS BANDUNG KECAMATAN JAMBI LUAR KOTA KABUPATEN MUARO JAMBI

Jual beli menurut bahasa tukar menukar apa saja baik antara barang dengan barang, barang dengan uang ,atau uang dengan uang. SedangkanSecara bahasa samak adalah menyucikan kulit binatang, dan secara istilah, menyamak kulit binatang adalah mensucikan kulit binatang entah itu mati disembelih ataupun telah menjadi bangkai. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui Bagaimana pandangan Hukum islam terhadap akad jual beli (daging, empedu, dan minyak ular) untuk digunakan sebagai obat di Desa Rengas Bandung dan juga Bagaimana pandangan hukum islam tentang jual beli kulit ular yang sudah disamak.Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut; Pertama, Pandangan Hukum Islam Terhadap Akad Jual Beli (daging,empedu,dan Minyak Ular) Untuk Digunakan Sebagai Obat,Segala sesuatu yang dilarang agama harus dihindari, dan itu merupakan prinsip pokok dalam keragamaan.Perlu juga ditambahkan bahwa ada prinsip umum yang dijadikan pegangan oleh sementara ulama yaitu, apabila terdapat sekian banyak manfaat diantaranya yang diharamkan, maka memanfaatkannya tidak haram menjadi boleh-boleh saja.Kedua,Pandangan Hukum Islam Tentang Jual beli Kulit Ular yang sudah di Samak, Dalam hal menyamak kulit memang ada perbedaan pendapat, ada yang boleh dan ada yang tidak boleh menyamak kulit binatang. Kalangan Syafi’iyah, Abu Hanifah memperbolehkan menyamak kulit binatang. Madzhab Syafi’iyah berpendapat boleh menyamak kulit binatang yang halal dimakan dan selain dari binatang babi dan anjing dan yang lahir dari keduanya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi deskriftif.Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif