KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 13 KABUPATEN TEBO

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan dan sikap pendidik dalam merubah perilaku peserta didik dalam kesehariannya dari mulai bersikap dan juga ahlak mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan karakter siswa, kegiatan guru Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan karakter siswa dan faktor pendukung dan penghambat guru Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan karakter siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Kabupaten Tebo. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriftif kualitatif. Teknik penarikan informan menggunakan purposive sampling dengan jumlah 10 orang (kepala sekolah, guru, wali kelas dan siswa). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan (1) Observasi, (2) Wawancara dan (3) Dokumentasi. Sedangkan keabsahan data dengan penggunaan (1) Perpanjangan Keikutsertaan, (2) Ketekunan, (3) Trigulasi Data. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, maka diperoleh suatu gambaran bahwa (1) Kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan karakter siswa di SMA Negeri 13 Kabupaten Tebo dilakukan dengan menanamkan perilaku disiplin, mencontohkan sikap jujur dan adil, menjadi pribadi yang memilki akhlak mulia, menjadi pribadi yang teladan, menjadi guru yang mantap, Menjadi Guru yang Adil, mencontohkan perilaku dewasa, menjadi guru yang penyabar , dan pribadi yang memiliki rasa percaya diri percaya diri. (2) Kegiatan guru Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan karakter siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Kabupaten Tebo, dilakukan guru dalam pembentukan karakter siswa yaitu, pertama: melalui proses pendidikan, kedua, melalui proses bimbingan dan penyuluhan, ketiga, membuat startegi pembelajaran. (3) Faktor pendukung dan penghambat guru Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan karakter siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Kabupaten Tebo, yaitu: faktor pendukung antara lain; lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Sedangkan faktor penghambat antara lain: faktor pemanfaatan sarana dan prasarana, keterbatasan biaya operasional kegiatan, tingkat pemahaman siswa yang rendah dan adanya siswa pindahan dari sekolah lain