POLA KOMUNIKASI PEMIMPIN PEREMPUAN DI PONDOK PESANTREN UMMUL MASAKIN KECAMATAN PEMAYUNG KABUPATEN BATANG HARI

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh minimnya pemimpin perempuan di lingkungan pondok pesantren, dan untuk mengetahui pola komunikasi, problematika komunikasi serta dampak positif komunikasi yang diterapkan pemimpin di pondok Ummul Masakin. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai kepemimpinan ustadzah Dra. Tiaman sebagai pemimpin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi pimpinan pondok pesantren Ummul Masakin, apa saja problematika komunikasi pemimpin perempuan di pondok pesantren Ummul Masakin dan dampak positif komunikasi pimpinan pondok pesantren Ummul Masakin. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan. Setting dalam penelitian ini adalah Pondok Pesantren Ummul Masakin, Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi, Tepatnya Di Desa Kampung Pulau RT.01 dan subjek dalam penelitian ini adalah pemimpin pondok pesantren, ustadz-ustadzah, dan santri. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi yang berkaitan dengan tema penelitian. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pola komunikasi yang diterapkan oleh pemimpin di pondok pesantren Ummul Masakin lebih dominan menggunakan pola komunikasi interpersonal, karena hampir setiap hari ada saja yang berurusan dengan beliau, baik itu dari ustaz-ustazah, maupun dari para santri. Untuk dampak positif bagi santri itu membuat santri lebih terbuka dan menimbulkan kedekatan antara pimpinan pondok pesantren dan santri tersebut. Kemudian untuk pekerjaannya dampak positif yang bisa didapat adalah ketika ada sesuatu yang diinginkan maka akan lebih mudah tercapai apabila komunikasinya baik, kemudian komunikasi tersebut juga berdampak positif untuk menyelesaikan konflik atau permasalahan yang terjadi di pondok pesantren Ummul masakin. Untuk problematika komunikasi yang dihadapi oleh pimpinan pondok pesantren Ummul Masakin salah satunya adalah permasalahan miskomunikasi yakni pemimpin di pondok pesantren tersebut tidak terlalu mengenal dunia teknologi untuk alat sebagai komunikasi