PENERAPAN SERTIFIKASI HALAL PADA UMKM PRODUK MAKANAN KUE LAPIS LEGIT KABUPATEN MERANGIN

Makanan halal menjadi bisnis yang menguntungkan tidak hanya dikalangan negaranegara yang mayorita s muslim tetapi juga negara-negara non muslim. Indonesia merupakananegara dengan populasi muslimterbesar didunia, meskipun demikian, Indonesia baru sebatas pasar dan belum menjadi pelaku, sedangkan industri makanan halal global dirjai oleh thailan yang hanya memiliki persentase penduduk muslim sebesar 5 persen dan telah mengukuhkan diri sebagai dapur halal dunia. Menurut perry, industri semacam tersebut adalah hasil dari dikembangkannya rantai pasok halal atau halal supply chain. Maksudnya adalah produksi barang atau jasa dari hulu hingga hilir memiliki standar dan sertifikasi halal. Di Indonesia jumlah sertifikasi halal tidak sesuai dengan jumlah UMKM yang ada di Indonesia contoh di kabupaten merangin. Menurut perkembangan jumlah UMKM di kabupaten merangin sebesar 8.763. Sedangkan jumlah UMKM yang memiliki sertifikasi halal tersebut sebesar 4 % dari jumlah UMKM yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetauhi faktor penyebab produsen usaha mikro kecil dan menengah makanan kue lapis legit kabupaten merangin tidak memiliki sertifikasi halal. Penelitian dilakukan dengan cara menyobservasi data sekunder dan melakukan wawancara kepada UMKMyang bersangkutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan UMKM tidak memiliki sertifikasi halal tersebut adalah memang tidak ada kemauan dari pemilik usaha tersebut, kepercayaan kepada allah swt, bahwa riski itu tidak kemana-mana, mengutamakan rasa pada produk untuk pemasaran, cukup memiliki izin dinas kesehatan saja, tidak ada biaya, proses yang terlalu rumit dan lama, jangka waktu sertifikasi halal yang singkat hanya 2 tahun. Hasil penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa faktor penyebab yang paling domiunan adalah kurangnya pemahaman dan kesadaran dari UMKM tersebut mengenai sertifikasi halal itu sendir