POLA KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM PEMBINAAN HAFALAN JUZ 'AMMA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU NURUL HIKMAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena yang terjadi di Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Hikmah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Sekolah ini merupakan sekolah dasar Islam swasta satu-satunya di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, yang mendidik serta memberikan pelajaran penghafalan al-qur’an Juz ‘Amma. Program unggulan SDIT ini yaitu tahsin-tahfizh yang diselenggarakan setiap harinya dengan jadwal yang berbeda-beda setiap kelas. Pembina atau pembimbing dalam pelaksanaannya menerapkan pola komunikasi antarpribadi dalam bentuk pemberian motivasi dan penghargaan kepada anak yang hafalannya bisa melebihi anak yang lain, Hal ini mendorong penulis untuk mengemukakan bagaimana penerapan pola komunikasi antarpribadi, faktor pendukung maupun penghambat dalam penerapan pola komunikasi antarpribadi, kemudian mencari solusi untuk mengatasi hambatan dalam komunikasi antarpribadi guna meningkatkan pola komunikasi antarpribadi dalam pembinaan hafalan juz ‘amma di Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Hikmah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Pada penelitian ini penulis menggunakan metodologi kualitatif yang bersifat deskriptif. Kualitatif adalah penelitian yang berkenaan dengan data yang bukan angka, serta mengumpulkan dan menganalisa data yang bersifat naratif. Subjek penelitiannya meliputi pembimbing atau pembina hafalan. Pengumpulan data dilaksankan pada 17 februari hingga 22 april 2020 terhitung selama 2 bulan 5 hari. Menggunakan tiga tehnik yaitu: observasi, wawancara bersama 3 informan kunci, dan dokumentasi berupa gambar. Sehingga memunculkan gambaran tentang pola komunikasi antarpribadi dalam pembinaan hafalan juz ‘amma di Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Hikmah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Hasil penelitian ini dapat penulis simpulkan bahwa penerapan pola komunikasi antarpribadi dalam pembinaan hafalan juz ‘amma yang dilakukan pembina dengan cara menerapkan komunikasi menggunakan bahasa yang sederhana, terampil dalam berkomunikasi dan mempraktekkan apa yang telah disampaikan oleh pembina. Faktor pendukung pola komunikasi antarpribadi dalam pembinaan hafalan Juz ‘amma meliputi: pengelompokan berdasarkan kemampuan, motivasi Pembina, serta peran serta orang tua. Faktor penghambat dalam polakomunikasi antarpribadi meliputi: tingkat kejenuhan pada anak, kurangnya minat dalam menghafal, dan tingkat kefokusan anak. Solusi yang di ambil oleh pembina guna mengatasi hambatan tersebut ialah: menanamkan kedisiplinan dalam menghafal, menggunakan bahasa yang mudah dipahami, serta memilihara komunikasi yang baik. Dengan pola komunikasi antarpribadi mampu memberikan dorongan kuat untuk menghafal juz ‘amma bagi anak-anak. Akhirnya penulis merekomendasikan pembina hafalan juz ‘amma untuk lebih banyak berinteraksi dengan siswa-siswi agar komunikasi menjadi lebih baik dalam menghafal al-Qu’an