METODE ISTINBATH HUKUM FATWA KEBANGSAAN MALAYSIA DAN FATWA MAJLIS ULAMA INDONESIA TENTANG HUKUM ABORSI BAGI KORBAN PEMERKOSAAN

Skripsi ini mengungkapkan khusus tentang hukum aborsi bagi korban pemerkosaan, bukan aborsi bagi penzina dan membincangkan tentang metode istinbath hukum yang dikeluarkan oleh Fatwa Kebangsaan Malaysia dan Fatwa MUI. Metode penelitian yang digunakan yaitu sistem Library Research di Perpustakaan UIN STS Jambi dan Perpustakaan Negara Kuala Lumpur, oleh karena itu, semua data yang diperolehi adalah berasal dari hasil perpustakaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperolehi hasil dan kesimpulan sebagai berikut: Pertama, hukum aborsi menurut Fatwa MUI dibolehkan tetapi sebelum 40 hari dan menurut Fatwa Kebangsaan Malaysia adalah boleh dilakukan tetapi sebelum 120 hari. Kedua, dasar yang digunakan Fatwa MUI adalah al-quran,hadis,pendapat ulama dan kaidah fiqih adapun Fatwa Kebangsaan menggunakan al-quran, hadis dan pendaapat ulama. Dan metode yang digunakan Fatwa MUI adalah metode bayani dan istislahi, adapun metode yang digunakan Fatwa Kebangsaan Malaysia adalah metode bayani. Ketiga, pendapat yang lebih kuat adalah Fatwa MUI karena dalil-dalil yang digunakan lebih banyak daripada Fatwa Kebangsaan Malaysia dan Fatwa MUI lebih berhatihati dalam mengeluarkan hukum