RITUAL PEMBUKAAN NASKAH BENDA PENINGGALAN SEJARAH DI DESA LUBUK RESAM KECEMATAN CERMIN NAN GEDANG KABUPATEN SAROLANGUN

Tradisi pengobatan tidak bisa lepas dari kebudayaan, dalam sistem pengobatan, tidak sedikit masyarakat yang masih menggunakan sistem pengobatan tradisional, salah satunya adalah Suku Anak Dalam Desa Bungku Kabupaten Batanghari. Bahkan masyarakat terang yang disebut oleh Suku Anak Dalam sebagai orang luar dari komunitas mereka, menggunakan tradisi pengobatan yang disebut “Begijol” dalam sistem pengobatan atau dalam sistem penyembuhan penyakit. Berawal dari inilah penulis melakukan penelitian untuk tujuan mendeskripsikan mengapa tradisi pengobatan begijol masih di jadikan sebagai alternatif dalam sistem penyembuhan penyakit. Kemudian bagaimana prosesi pengobatan tersebut dan bagaimana pandangan islam tentang tradisi pengobatan Begijol. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilapangan menggunakan tekhnik wawancara, pengamatan dan dokumentasi. Dari data yang penulis dapatkan dilapangan, ditarik kesimpulan mengapa masyarakat menggunakan tradisi Begijol sebagai alternatif dalam sistem pengobatan antara lain dan terdapat beberapa syarat yang dipakai sebelum pengobatan ini dilakukan , syarat-syarat ini disesuaikan dengan jenis penelitian penyakit. Untuk persyaratan pengobatan pasien membawa Ayam Hitam, Batok Kelapa, Arang, dan Kemenyan. Sistem pengobatan ini dalam pandangan islam, tidak sesuai dengan ajaran islam meskipun dukun menggunakan mantra dan menggunakan mantra dan sesajen, serta menggunakan ayat al-quran dan simbol-simbol agama