Strategi pemasaran produk arrum haji dalam meningkatkan jumlah nasabah pada PT. Pegadaian Syariah Alaman Bolak Padangsidimpuan

Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah masih kurang dalam menggunakan produk Pegadaian Syariah. Dilihat dari kenyataannya jumlah nasabah yang menggunakan produk arrum haji pada PT. Pegadaian Syariah Alaman Bolak Padangsidimpuan perkembangannya masih sangat sedikit. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi pemasaran produk arrum haji dalam meningkatkan jumlah nasabah pada pegadaian syariah, dan apa saja kendala yang dihadapi dalam memasarkan produk arrum haji pada pegadaian syariah. Pembahasan penelitian ini berkaitan dengan strategi pemasaran yaitu penetrasi pasar adalah usaha perusahaan untuk meningkatkan jumlah nasabah baik secara kualitas maupun kuantitas pada pasar. Strategi pengembangan produk adalah usaha meningkatkan jumlah nasabah dengan cara mengembangkan produk-produk baru. Strategi pengembangan pasar adalah usaha untuk membawa produk kearah pasar baru dengan mendirikan atau membuka anak cabang perusahaan. Dan bauran pemasaran (marketing mix) adalah perangkat alat pemasaran yang digunakan untuk mengejar tujuan perusahaan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Peneliti langsung melakukan penelitian ke lapangan yaitu dengan melakukan wawancara langsung dengan pihak PT. Pegadaian Syariah Alaman Bolak Padangsidimpuan. Dari hasil penelitian yang dilaksanakan, strategi pemasaran yang dilakukan oleh PT. Pegadaian Syariah Alaman Bolak Padangsidimpuan denganmenggunakan penetrasi pasar, meningkatkan upaya periklanan produk, melakukan promosi penjualan, publitas, dan penambahan karyawan bagian penjualan. Dan pengembangan pasar dengan menambahkan lokasi ataupun kantor cabang didaerah lain sehingga mudah dijangkau. Serta melakukan pelayanan yang baik kepada nasabah. Kendala yang dihadapi dalam memasarkan produk arrum haji ini adalah jaminan emas yang tidak dimiliki oleh calon nasabah, kurangnya pemahaman masyarakat terhadap produk, dan kurangnya minat masyarakat terhadap produk tersebut