Strategi pengembangan produk rahn tasjily pada PT. Pegadaian (Persero) Unit Pelayanan Syariah Mandailing Natal

Latar Belakang masalah dalam penelitian ini adalah startegi pengembangan produk rahn tasjily sudah dlaksanakan dengan baik dengan dibuktikan adanya beberapa nasabah yang sudah menjadi nasabah produk rahn tasjily, akan tetapi proses dalam peningkatan jumlah nasabah masih belum mengalami peningkatan. Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana strategi pengembangan produk rahn tasjily pada PT. Pegadaian (Persero) Unit Pelayanan Syariah Mandailing Natal, apa saja kendala dalam mengembangkan jumlah nasabah produk rahn tasjily pada PT. Pegadaian (Persero) Unit Pelayanan Syariah Mandailing Natal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa pedoman wawancara, observasi dan dokumentasi, teknik analisis mereduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Subjek penelitian ini adalah pimpinnan dan karyawan PT. Pegadaian (Persero) Unit Pelayanan Syariah Mandailing Natal dan nasabah sebanyak 4 orang, sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Pembasahan penelitian ini berkaitan dengan penerapan strategi dan produk rahn tasjily, sehubungan dengan itu pendekatan yang dilakukan adalah teori-teori yang berkaitan dengan penerapan strategi dan produk rahn tasjily yaitu membahas tentang pengertian, fungsi, tingkatan strategi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pengembangan produk rahn tasjily pada PT. Pegadaian (Persero) Unit Pelayanan Syariah Mandailing Natal adalah marketing mix yaitu salah satunya dengan promosi melalui sosial media, promosi langsung, terjun ke lapangan serta sosialisasi. Strategi tersebut belum mengalami peningkatan karena masyarakat belum mengenal produk rahn tasjily tersebut dengan baik. Kendala PT. Pegadaian (Persero) Unit Pelayanan Syariah Mandaiiling Natal dalam memasarkan produk untuk meningkatkan ada beberapa diantaranya promosi yang dilakukan kurang, kurangnya sosialisasi, terbatasanya biaya operasional. Dan anggapan masyarakat bahwa pegadaian hanya sebagai tempat menggadaikan uang