Penerapan prinsip-prinsip ekonomi Islam dalam transaksi jual beli kelapa sawit pada masyarakat Desa Kubangan Tompek di Kecamatan Batahan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Kubangan Tompek kurang memahami bagaimana prinsip-prinsip ekonomi Islam dalam melakukan transaksi jual beli kelapa sawit. Hal ini terlihat pada saat proses penimbangan kelapa sawit timbangan yang belum berhenti langsung di hitung oleh pihak pembeli. Kemudian saat proses penimbangan kelapa sawit pihak penjual tidak selalu berada di tempat penimbangan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan prinsip-prinsip ekonomi Islam dalam transaksi jual beli kelapa sawit pada masyarakat Desa Kubangan Tompek di Kecamatan Batahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil penerapan prinsip-prinsip ekonomi Islam dalam transaksi jual beli kelapa sawit pada mayarakat Desa Kubangan Tompek di Kecamatan Batahan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang prinsip�prinsip ekonomi Islam yang meliputi prinsip tauhid (ketuhanan), ‘adl (keadilan), kehendak bebas, tanggung jawab, dan kebenaran, pengertian ekonomi Islam, jual beli, dasar hukum jual beli, syarat jual beli, macam-macam jual beli, khiar dalam jual beli, transaksi dalam konsep Islam, dan tujuan ekonomi Islam. Metode penelitian yang digunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data penelitian ini yaitu mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi.Dari hasil penelitian tentang penerapan prinsip-prinsip ekonomi Islam dalam transaksi jual beli kelapa sawit pada masyarakat Desa Kubangan Tompek di Kecamatan Batahan telah menerapkan lima prinsip-prinsip ekonomi Islam yang meliputi prinsip tauhid, ‘adl, kehendak bebas, bertanggung jawab, dan kebenaran telah diterapkan dengan baik. Lima prinsip yang diterapkan pihak penjual dan pembeli contohnya pihak penjual lebih mengutamakan waktu sholat dari pada melangsungkan pekerjaannya, pihak pembeli menghentikan timbangan sampai berhenti dan langsung dihitung, pihak pembeli memberikan kebebasan kepada pihak penjual untuk berpindah langganan, pihak penjual hadir pada saat penimbangan kelapa sawit, pihak pembeli menyesuaikan harga pasar dan memberitahukan harga sebelum melakukan penimbangan kepada pihak penjual