Tinjauan kompilasi hukum ekonomi syariah terhadap jual beli ikan lubuk larangan di Desa Tanjung Medan Kecamatan Muara Sipongi Kabupaten Mandailing Natal

Mencari atau menangkap ikan di lubuk larangan sudah menjadi suatu kebiasaan bagi masyarakat di beberapa desa di Mandailing Natal, salah satunya desa Tanjung Medan Kecamatan Muara Sipongi yang hampir setiap tahun membuka lubuk larangan yang diselenggarakan pada hari raya idul fitri. Seseorang boleh ikut mengambil ikan di sungai lubuk larangan tersebut harus mendaftarkan dirinya kepada panitia dan membayar uang pendaftaran dan sebagai tanda telah membayar akan diberikan karcis. Setelah lubuk larangan dibuka, ternyata banyak masyarakat yang masih merasa kecewa dan dirugikan baik itu masyarakat yang datang dari luar maupun masyarakat desa itu sendiri karena tidak mendapatkan apa-apa walau sudah seharian berendam di air,dan sebagian lagi hanya mendapat beberapa ekor saja. Mereka merasa hasil tangkapan tidak sesuai dengan uang pendaftaran yang dibayar. Dari permasalahan tersebut, penulis ingin mengetahui apakah pengambilan ikan lubuk larangan Desa Tanjung Medan Kecamatan Muara Sipongi Kabupaten Mandailing Natal termasuk kedalam jual beli dan bagaimana tinjauan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah mengenai jual beli ikan lubuk larangan di Desa Tanjung Medan Kecamatan Muara Sipongi Kabupaten Mandailing Natal. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field Research), yaitu penyusunan akan terjun langsung kelapangan untuk meneliti suatu masalah, data yang digunakan adalah data primer dan skunder, metode pengumpulan data dengan metode wawancara ,dokumentasi, dan observasi langsung. Hasil penelitian ini adalah pengambilan ikan lubuk larangan di Desa Tanjung Medan Kecamatan Muarasipongi Kabupaten Mandailing Natal menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah termasuk kedalam akad jual beli akan tetapi jika dilihat dari segi syarat objeknya : a. milik sendiri, ikan dalam lubuk larangan ini merupakan harta mubah milik masyarakat desa yang hanya bisa diambil sewaktu-waktu yang ditetapkan bersama dan belum bisa dikuasai secara personal. b. tidak dapat langsung diserahterimakan tetapi harus dicari dan ditangkap terlebih dahulu serta jumlahnya tidak pasti. Meskipun awalnya ikut mengambil ikan lubuk larangan hanya sebagai hobbi, tetapi tetap akan menimbulkan spekulasi dan unsur gubn atau penyamaran, karena perolehan ikannya tidak pasti dan akan menimbulkan salah satu nya dirugikan