Penerapan model problem based learning untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada materi lingkaran di kelas VIII-3 SMP Negeri 3 Padangsidimpuan

Penelitian ini dilatarbelakangi karena saat pembelajaran matematika berlangsung kebanyakan siswa hanya pasif, apabila guru melemparkan pertanyaan siswa merasa bingung untuk menjawab atau jika siswa disuruh menuliskan jawaban soal kedepan maka siswa merasa takut.Terutama jika dihadapkan dengan problem atau soal yang rumit yang berkaitan dengan lingkaran dalam menyelesaikan soal cerita.Siswa kurang mengerti untuk menjawabnya, siswa hanya mampu mengerjakan latihan apabila sesuai dengan contoh yang diberikan guru. Siswa beranggapan matematika adalah pelajaran yang paling sulit dan membingungkan sehingga tidak ada daya tarik untuk menyelesaikan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada materi lingkaran di kelas VIII-3 SMP Negeri 3 Padangsidimpuan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatakan kemampuan pemecahan masalahpada materi lingkaran di kelas VIII-3 SMP Negeri 3 Padangsidimpuan. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Padangsidimpuandi kelasVIII-3 yang berjumlah 32 siswa, terdiri dari 10 siswa lakilaki dan 22 siswa perempuan. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observasi), dan refleksi (reflection), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian iniadalah tes uraian dan lembar observasi.Adapun analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis statisktik sederhana. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Hasil data penelitian menunjukkan bahwa pada tes awal persentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 41% (13 dari 32 siswa) dengan nilai ratarata kelas 59, siklus I pertemuan ke-I persentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 44% (14 dari 32 siswa) dengan nilai rata-rata kelas 65. Pada pertemuan ke-II persentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 66% (21 dari 32 siswa) dengan nilai rata-rata kelas 72. Selanjutnya pada siklus II pertemuan I persentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 72% (23 dari 32 siswa) dengan nilai rata-rata kelas 75. Kemudian pada pertemuan ke-II persentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 78% (25 dari 32 siswa) dengan nilai rata-rata kelas 78 dengan peningkatan yang diperoleh maka penelitian dapat dihentikan sampai pada siklus II