Nilai-nilai pendidikan multikultural dalam perspektif pemikiran Nurcholish Madjid

Istilah multikultural identik dengan pluralitas. Istilah ini menunjukkan kepada keragaman masyarakat yang kemudian masuk ke dalam wilayah pendidikan dan memunculkan istilah pendidikan multikultural. Pendidikan multikutural adalah pendidikan untuk people of color, yang mengeksplorasi perbedaan sebagai keniscayaan atau anugerah Tuhan. Indonesia memperkenalkan slogan Bhinneka Tunggal Ika untuk menunjukkan keragaman suku, ras, budaya dan agama. Nurcholish Madjid adalah seorang cendikiawan Muslim yang dikenal sebagai pembaharu. Banyak ide-ide yang memiliki pemikiran yang mendasar, menyeluruh dan sistematis dalam memandang persoalan serta memperjuangkan pluralisme. Maka, menjadi penting untuk mengeksplorasi pemikiran Nurcholish Madjid tentang nilai-nilai pendidikan multikultural. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan metode penelitian studi tokoh. Kemudian teknik analisis data yang digunakan adalah analisis isi (content analysis) dengan menggunakan metode hermeneutika. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan makna multikultural dalam perspektif pemikiran Nurcholish Madjid, bahwa dalam menyebut istilah multikultural ia lebih banyak menggunakan istilah pluralitas. Ia memahami pluralitas sebagai suatu masyarakat majemuk atau plural yang merupakan sunnatulah Allah swt dan design-Nya untuk umat manusia, sebab tidak ada masyarakat yang tunggal, monolitik, sama, sebangun dalam segala segi namun memiliki perbedaan baik itu dari segi, suku, ras, bahasa, budaya dan agama. Adapun nilai-nilai pendidikan multikultural yang dapat diadaptasikan dari pemikiran Nurcholish Madjid, yaitu nilai demokrasi, keadilan, kesetaraan, kemanusiaan dan toleransi. Dalam pendidikan, kontekstualisasi pemikiran Nurcholish Madjid mengenai nilai demokrasi dapat dipahami bahwa pendidik harus memberikan kesempatan yang sama kepada peserta didik dalam proses pembelajaran dalam menyatakan pendapat dan begitu juga dengan sesama peserta didik. Nilai keadilan bahwa pendidik harus berlaku adil kepada semua peserta didik, tanpa membedakan suku, ras, budaya dan agama. Begitu juga dengan sesama peserta didik tidak boleh membedakan antara teman. Nilai kemanusiaan bahwa setiap pribadi peserta didik adalah berharga, maka pendidik tidak boleh menghukum peserta didik sampai kehilangan nyawa. Nilai kesetaraan bahwa pendidik tidak boleh membeda-bedakan peserta didik laki-laki dan perempuan, sebab mereka mempunyai harkat dan martabat yang sama dalam dunia pendidikan. Nilai toleransi bahwa pendidik harus menghormati keragaman peserta didik, baik dari suku, ras, budaya, bahasa dan agama