Dampak konflik soial terhadap kehidupan beragama masyarakat di Desa Tanjung Selamat Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara

Masyarakat Desa Tanjung Selamat merupakan masyarakatnya tidak saling tenggang rasa dan tidak ada komunikasi yang baik bahkan tidak terjalin tali silaturahim sehingga terjadi konflik. Konflik yang terjadi berawal dari persatuan arisan dimana pihak yang satu tidak mengikuti peraturan yang ada dalam arisan, sehingga dari masalah ini warga yang satu dengan warga lain menjadi tidak cocok yang dapat menimbulkan munculnya permasalahan yaitu konflik sosial antara marga siregar dan marga Tanjung sehingga, muncul perumusan masalah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa saja faktor- faktor terjadinya konflik sosial terhadap kehidupan beragama masyarakat di Desa Tanjung Selamat, bagaimana dampak konflik sosial terhadap kehidupan beragama masyarakat di desa tanjung selamat, dan apa upaya mengatasi konflik sosial terhadap kehidupan beragama masyarakat Desa Tanjung Selamat. Berdasarkan masalah di atas tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apa saja faktor-faktor terjadinya konflik sosial terhadap kehidupan beragama masyarakat di Desa Tanjung selamat, untuk mengetaui dampak konflik sosial terhadap kehidupan beragama masyarakat di Desa Tanjung Selamat, untuk mengetahui cara mengatasi konflik sosial terhadap kehidupan beragama masyarakat di Desa Tanjung Selamat. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif, jenis pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara kepada masyarakat berkonflik, masyarakat netral, Kepala Desa dan Alim Ulama. sumber data yang digunakan ada dua yaitu primer dan skunder. Berdasarkan hasil peneliti yang diperoleh dilapangan bahwa konflik sosial yang terjadi disebabkan masalah arisan, faktor yang menyebabkan konflik yaitu faktor perbedaan pendapat, faktor keluarga, dan kurangnya kesadaran diri Dampak konflik di desa tanjung selamat yaitu masyarakatnya tidak saling komunikasi, tidak menghadiri undangan dalam pesta pernikahan dan kurang memperhatikan ketika kemalangan. Adapun dalam mengatasi konflik tersebut adalah Tokoh Agama, Masyarakat Netral dan Alim Ulama dalam bentuk bermusyawarah. Namun sekalipun sudah diatasi, konflik ini belum juga dapat diselesaikan semaksimal mungkin bahkan tidak berubah sama sekal